Rahasia 3 Huruf di Tiket Pesawat, Mengapa Setiap Bandara Punya Kode Unik?
JAKARTA, - Apakah kamu pernah memperhatikan tiga huruf yang tercantum di tiket pesawat atau saat memesan penerbangan secara online?
Setiap bandara di dunia, termasuk yang ada di Indonesia seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) di Jakarta atau Bandara I Gusti Ngurah Rai (DPS) di Bali, memiliki kode unik yang terdiri dari tiga huruf.
Namun, mengapa hanya tiga huruf, dan bagaimana kode-kode ini ditetapkan?
Baca juga: Kereta Bandara Adi Soemarmo Resmi Beroperasi di Madiun, Tarif Masih Promo
Siapa yang Menetapkan Kode Bandara?
Dikutip dari cntraveler.com, Senin (4/11/2024), dua organisasi internasional bertanggung jawab atas penetapan kode setiap bandara. Pertama adalah International Civil Aviation Organization (ICAO), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memastikan regulasi penerbangan terpadu di seluruh dunia.
ICAO menggunakan kode empat huruf yang biasanya dipakai oleh pengontrol lalu lintas udara dan maskapai dalam menyusun rencana penerbangan. Di Indonesia, kode ICAO pada umumnya dimulai dengan “W,” seperti Bandara Internasional Juanda di Surabaya yang memiliki kode ICAO “WARR.”
Organisasi kedua adalah International Air Transport Association (IATA), yang menetapkan kode tiga huruf yang lebih akrab bagi penumpang, karena ini adalah kode yang muncul di tiket pesawat kamu.
Misalnya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki kode “CGK,” sedangkan Bandara I Gusti Ngurah Rai diberi kode “DPS.” Kode IATA ini terkadang sama dengan tiga huruf terakhir dari kode ICAO, namun tidak selalu.
Baca juga: Beautifikasi Bandara Soekarno-Hatta, Menuju Target Bandara Terbaik
Bagaimana Sejarah Penetapan Kode Bandara?
Menurut cntraveler.com, penetapan kode bandara pertama kali dimulai pada tahun 1930-an, ketika maskapai penerbangan menggunakan kode dua huruf. Namun, seiring bertambahnya jumlah bandara pada 1940-an, kode ini diperluas menjadi tiga huruf agar lebih seragam.
Pada 1960-an, IATA mengambil alih proses ini dan menetapkan prosedur standar untuk menghindari kebingungan.
Kode ini sangat penting untuk mengidentifikasi maskapai, destinasi, serta dokumen lalu lintas. Selain itu, kode-kode ini mendukung ratusan aplikasi elektronik yang digunakan untuk lalu lintas penumpang dan kargo.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Dekat Bandara Kualanamu Medan, Maksimal 40 Kilometer
Bagaimana Kode Tiga Huruf Ditentukan?
Penetapan kode tiga huruf oleh IATA mengikuti aturan yang ketat. Kode harus unik dan belum dipakai oleh entitas lain.
Biasanya, kode ini ditetapkan berdasarkan nama bandara, nama kota, atau penanda yang relevan, selama kode tersebut belum digunakan.
Misalnya, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar menggunakan kode “UPG” yang diambil dari nama lama kotanya, yaitu Ujung Pandang.
Sementara itu, Bandara Adisutjipto di Yogyakarta berkode “JOG” sesuai nama kota Yogyakarta.
Baca juga: Bolehkah Meninggalkan Bandara Saat Transit?
Apa Makna di Balik Kode-Kode Ini?
Selain menjadi identitas bandara, setiap huruf pada kode bandara membawa cerita dan sejarah.
Kode tiga huruf ini bukan hanya bagian dari tiket perjalanan, tetapi juga simbol yang menghubungkan bandara, kota, dan kenangan perjalanan para penumpang.
Baca juga: Ke Mana Perginya Barang Sitaan yang Ada di Bandara?
Terkini Lainnya
- Cara Menuju ke Anyer Wonderland
- Berburu Sunset Memukau di Seraphic Sunset Gazebo Anyer Wonderland
- 12 Wahana Seru di Anyer Wonderland, Ada Sky Jeep
- DAMRI Luncurkan 90 Unit Mobil Listrik pada Tahun 2024
- Harga Tiket Terusan Anyer Wonderland, Seru untuk Semua Usia
- Trip Seru ke Pulau Sangiang, Eksplorasi Alam dan Wisata Seru
- 15 Wisata Keluarga di Yogyakarta Selama Nataru, Alam hingga Buatan
- Gojek Beri Promo Libur Akhir Tahun 2024, Dorong Pergerakan Wisatawan
- Panduan Lengkap Sebelum Mengunjungi Kastil Himeji di Jepang
- Demonstran Anti-Pariwisata Hancurkan Ratusan Kursi Berjemur di Tenerife Spanyol
- Momen Langka, Kota Shimla di India Diselimuti Salju di Awal Desember
- 5 Etika yang Harus Diperhatikan Sebelum "Check-Out" Hotel
- Harga Tiket Masuk Kastil Himeji Naik hingga 200 Persen
- Ada Badai Saat Mendaki Gunung, Ini Saran dari Pemandu
- Ini 4 Persiapan Mendaki Saat Musim Hujan yang Wajib Diikuti
- Menteri Pariwisata Baru Enggan Komentar soal Tarif Drone Rp 2 Juta
- Menko Airlangga Tegaskan Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Tetap Berlanjut
- Tarif Terbangkan Drone di Taman Nasional Rp 2 Juta, Ini Alasannya
- Paket Wisata Desa Asinan, Membuat Perahu hingga Menggoreng Kerupuk di Pinggir Rawa Pening
- Wisata Edukasi Outing Class di Little Ranch untuk Siswa TK dan SD