Kenapa Industri Yacht Belum Populer di Indonesia?
- Industri yacht (kapal pesiar berukuran kecil) di Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menawarkan keindahan alam, terutama di kawasan perairan dan pulau-pulau terpencil.
Namun, meskipun peluang ini menjanjikan, hingga saat ini industri yacht di Indonesia masih tergolong minim peminat. Mengapa demikian?
Menurut CEO Yacht Sourcing, Boumedienne Senous, saat temui di Pelabuhan Benoa Marina, Bali, pada Sabtu (2/11/2024), ada beberapa faktor yang membuat yacht belum begitu popular di Indonesia.
Baca juga:
- Jangan Salah, Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Beli Yacht untuk Pemula
- Melirik Industri Yacht di Indonesia, Tinggi Peluang Minim Peminat
Alasan industri yacht belum popular di Indonesia
1. Keterbatasan Infrastruktur
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri yacht di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur yang mendukung.
Kata Boum, untuk dapat memiliki atau berlayar dengan yacht, dibutuhkan pelabuhan yang memadai, serta fasilitas yang mendukung untuk merawat dan mengoperasikan kapal tersebut.
“Tantangannya adalah infrastruktur, apabila punya yacht, harus ada pelabuhan lainnya yang serupa Marina,” kata Boum.
Sayangnya, hingga saat ini, fasilitas pelabuhan yang ramah untuk yacht masih terbatas, terutama di luar Bali dan beberapa destinasi wisata utama lainnya.
Bali, meskipun menjadi salah satu destinasi populer untuk wisata yacht, masih membutuhkan pengembangan infrastruktur yang lebih baik guna mendukung kapal-kapal mewah ini.
Keberadaan pelabuhan yang baik dengan fasilitas lengkap, menjadi hal krusial untuk menggaet pemilik yacht dan wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi keindahan alam Indonesia dengan kapal pesiar pribadi.
Baca juga:
- Perusahaan Kapal Pesiar Ini Kenalkan Yacht Mewah untuk Jelajahi Wisata Laut Indonesia
- Menjajal Yacht Mewah di Taman Nasional Komodo
2. Minimnya pengetahuan tentang yacht
Kata Boum, di banyak negara maju seperti Amerika dan Eropa, memiliki yacht sudah menjadi gaya hidup yang umum.
Namun, di Indonesia, pengetahuan terhadap yacht masih sangat terbatas dan belum cukup dikenal luas.
Sebagai orang yang tumbuh di lingkungan yang menilai bahwa berlayar menggunakan yacht adalah suatu gaya hidup. Menurut Boum, pandangan tersebut tidak bisa dipukul rata di Indonesia.
Mengingat, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak berada di situasi tersebut. Maka dari itu, Boum dan timnya datang dengan pendekatan berbeda.
"Kita menjelaskan dan mengenalkan yacht dengan cara berbeda. Seperti pada malam hari (saat acara pengenalan oleh Yacht Sourching), mereka (tamu undangan) datang dari Jakarta ke sini (Bali) karena kami bisa memahami dan berdiskusi bersama (mengenai yacht)," katanya.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Berburu Sunset Memukau di Seraphic Sunset Gazebo Anyer Wonderland
- 12 Wahana Seru di Anyer Wonderland, Ada Sky Jeep
- DAMRI Luncurkan 90 Unit Mobil Listrik pada Tahun 2024
- Harga Tiket Terusan Anyer Wonderland, Seru untuk Semua Usia
- Trip Seru ke Pulau Sangiang, Eksplorasi Alam dan Wisata Seru
- 15 Wisata Keluarga di Yogyakarta Selama Nataru, Alam hingga Buatan
- Gojek Beri Promo Libur Akhir Tahun 2024, Dorong Pergerakan Wisatawan
- Panduan Lengkap Sebelum Mengunjungi Kastil Himeji di Jepang
- Demonstran Anti-Pariwisata Hancurkan Ratusan Kursi Berjemur di Tenerife Spanyol
- Momen Langka, Kota Shimla di India Diselimuti Salju di Awal Desember
- 5 Etika yang Harus Diperhatikan Sebelum "Check-Out" Hotel
- Harga Tiket Masuk Kastil Himeji Naik hingga 200 Persen
- Ada Badai Saat Mendaki Gunung, Ini Saran dari Pemandu
- Ini 4 Persiapan Mendaki Saat Musim Hujan yang Wajib Diikuti
- 16 Wisata Keluarga di Bandung Saat Nataru, Seru untuk Semua Usia
- 10,3 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga September 2024
- Menko Airlangga Sebut Dana Pariwisata Masih Dikaji
- 5 Rekomendasi Wisata di Kyoto Saat Musim Dingin, Ada Kuil dan Onsen
- China Tambah 9 Negara Penerima Bebas Visa
- 5 Rekomendasi Tempat Wisata Pantai di Lamongan