Ingin Cari Inspirasi Sembari Liburan? Coba Destinasi Progresif di Sydney Berikut
- Siapa tak kenal dengan Sidney? Kota ini menjadi salah satu destinasi utama turis mancanegara saat berkunjung ke Australia, termasuk turis Indonesia.
Dikenal sebagai kota pelabuhan, Sidney menawarkan perpaduan unik antara keindahan alam, arsitektur modern, kekayaan budaya, serta kehidupan urban yang semarak.
Tengok saja Sydney Opera House dan Harbour Bridge. Dua landmark ikonik ini sudah menjadi tujuan utama pelancong saat pelesir ke ibu kota negara bagian New South Wales itu.
Jika kamu ingin wisata yang berbeda di Sydney, punya beberapa rekomendasinya.
Berikut adalah daftar destinasi progresif di Sydney. Destinasi-destinasi ini dapat menjadi tempat mencari inspirasi bagi pekerja kreatif atau inovator, khususnya di bidang kesenian, teknologi, dan keberlanjutan.
1. Aussie Water Taxis
Aussie Water Taxis menawarkan pengalaman unik menjelajahi Sidney. Berbeda dengan kapal feri, water taxis berukuran lebih kecil dan dirancang untuk memberikan pengalaman transportasi air eksklusif serta fleksibel.
Saking fleksibelnya, perpindahan dari satu destinasi ke destinasi lain di sekitar pelabuhan bisa dilakukan dengan cepat dan nyaman.
Kamu bisa berhenti di spot menarik sepanjang Sydney Harbour untuk menikmati pemandangan landmark ikonik dari sudut tidak biasa. Dari sana, kamu bisa langsung menuju ke Barangaroo yang merupakan kawasan berkelanjutan modern.
Selain pemandangan yang menakjubkan, perjalanan tersebut memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang praktik keberlanjutan di pelabuhan. Pasalnya, taksi air yang dipakai menggunakan bahan bakar yang lebih bersih ketimbang transportasi darat.
Baca juga: Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne
Dengan demikian, kamu bisa mendapatkan liburan yang menyenangkan dan sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
2. Coal Loader Centre di Waverton
Coal Loader Centre for Sustainability merupakan destinasi yang wajib dikunjungi jika ingin mencari inspirasi terkait praktik keberlanjutan.
Berlokasi di Waverton, tempat ini dulunya merupakan terminal bongkar muat batu bara. Kemudian, diubah menjadi pusat edukasi dan ruang publik berkelanjutan multifungsi, mulai dari taman atap, galeri seni, hingga ruang edukasi.
Coal Loader Centre kerap dijadikan sebagai tempat workshop dan diskusi yang menghubungkan seni dengan keberlanjutan, seperti pameran seni yang mengangkat tema lingkungan.
Baca juga: 5 Daya Tarik Sydney, Destinasi Australia Paling Diminati Turis Indonesia
Di sini, wisatawan dapat menemukan dan mempelajari proyek inovatif terkait lingkungan, seperti pertanian perkotaan (urban farming), seni berbasis daur ulang, serta teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Pengunjung akan diajak memahami praktik keberlanjutan di berbagai sektor industri yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kamu pun dapat melihat secara langsung inovasi keberlanjutan dalam proyek kreatif, seperti instalasi seni, desain produk ramah lingkungan, serta konsep bisnis berbasis keberlanjutan.
3. May Lane Street Art
Tempat selanjutnya yang mesti dikunjungi adalah May Lane St Peters. Jalan kecil yang terletak di kawasan Newtown ini merupakan pusat seni jalanan di Sydney.
Mural dan grafiti di May Lane Street Art merupakan simbol kebebasan berekspresi tak terbatas. Hal ini dapat menjadi inspirasi dan sekaligus membangkitkan keberanian dalam karya-karya kamu.
Goresan mural di May Lane juga terus berubah seiring waktu. Hal ini memberikan pengalaman berbeda setiap kali kamu berkunjung ke sini.
Tak sekadar sebagai galeri terbuka, May Lane juga menjadi tempat berkumpul bagi komunitas seniman.
Kamu pun bisa mendapatkan kesempatan berdiskusi dan berbagi ide dengan sesama kreator, mengikuti workshop, serta acara seni yang sering diadakan di sekitar area ini.
Itulah tiga destinasi progresif yang bisa kamu kunjungi di Sydney. Untuk diketahui, ketiga destinasi tersebut juga dikunjungi oleh peserta GAC 2024.
GAC 2024 sendiri adalah program yang diselenggarakan oleh A Mild untuk mencari inspirasi untuk terus berprogres.
Selain tiga destinasi tersebut, peserta terpilih juga mengunjungi Festival South by Southwest (SXSW) 2024 yang digelar di Sidney. Festival tahunan ini biasa diselenggarakan di Austin, Amerika Serikat. Pada 2023 dan 2024, Sydney turut menjadi kota penyelenggara.
Festival terbesar di dunia tersebut mempertemukan pelaku industri kreatif di bidang film, musik, komedi, dan teknologi. Festival tahunan ini juga melibatkan emerging artist dari seluruh dunia.
Festival tersebut juga menampilkan pertunjukan musik lintas genre musik, mulai dari rock, pop, hip-hop, elektronik, hingga musik eksperimental. Bahkan, grup band Indonesia yang sedang naik daun, Voice of Baceprot, juga tampil pada festival ini.
Selain Voice of Baceprot, musisi yang tampil pada festival ini, yakni Phoebe Rings (New Zealand), Nick Ward (Australia), Ena Mori (Filipina), serta Jeshi (United Kingdom).
Sebelumnya, peserta yang terpilih pada GAC 2024 juga berkesempatan mengunjungi dan mencari inspirasi ke Denmark.
Mereka mengunjungi CopenHill Energy Plant yang merupakan pembangkit listrik bertenaga limbah. Pembangkit listrik ini menjadi contoh pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa teknologi dapat bermanfaat untuk orang banyak tanpa merusak alam.
Selain itu, pembangkit listrik tersebut sudah berjalan otomatis. Dengan demikian, tidak melibatkan banyak orang dalam pengoperasiannya.
Mereka juga berkesempatan mengikuti Festival Roskilde yang menginisiasi The Circular Lab. Selain hiburan musik, festival ini juga menjalankan praktik keberlanjutan dalam kegiatannya.
Misalnya, penggunaan renewable energy yang membuat panggung tetap nyala tanpa harus merusak alam, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, serta ketersediaan fasilitas daur ulang di seluruh area festival.
Hal tersebut membuktikan bahwa acara hiburan dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan jika dikelola dengan baik.
Ingin tahu lebih banyak mengenai program GAC 2024 dan keseruan lainnya? Silakan klik tautan ini.
Terkini Lainnya
- Malam Tahun Baru di Pantai Goa Cemara Bantul, Ada Penerbangan Lampion
- Patung Hachiko di Shibuya Akan Ditutup Saat Malam Tahun Baru, Upaya Jaga Ketertiban
- Wisata Medis Ternyata Timbulkan Masalah bagi Maskapai Penerbangan
- KAI Operasikan 56 Kerata Api Tambahan pada Libur Nataru
- Cara Menuju ke Pinusia Park dengan Mudah dari Kota Semarang
- Harga Tiket Masuk Pinusia Park dan Info Aktivitas 2024
- Penerbangan Super Air Jet Pindah ke Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta
- Penerbangan Domestik Lion Air Pindah ke Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta
- Pendakian Gunung Semeru Direncanakan Dibuka Kembali
- Spot Foto Instagramable di Pinusia Park, dari Vertikal Garden hingga Forest View
- Festival Pokemon 2024 Digelar hingga Januari 2025, Sambut Libur Nataru
- Panduan Wisata Aman dan Nyaman di Pinusia Park
- Nikmati Piknik Romantis di Pinusia Park, Ada Paket Date Menarik
- Kawah Putih Bandung Punya Spot Instagramable Baru, Bisa Lihat Kebun Teh
- Pantai Lovina di Bali Akan Dikembangkan sebagai Wisata Berkualitas
- Museum Pusaka TMII: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk
- 8 Tips Liburan Saat Nataru, Segera Pesan Tiket
- Rekomendasi Wisata di Eropa dan Amerika untuk Libur Nataru
- Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10 Persen Saat Nataru, Ini Daftar Harganya dari Jakarta
- Rute ke Sukuh Gesang Ecofarm, Wisata Petik Tomat Ceri di Lereng Gunung Lawu