Pura Hindu Pertama di Belanda Diresmikan, Seperti Apa?
- Pura Shanta Citta Bhuwana menjadi pura pertama untuk umat Hindu di Belanda. Berlokasi di Taman Indonesia, Kota Kallenkote, pura ini diresmikan pada Sabtu (30/11/2024) oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag.
"Pura ini tidak hanya sekedar tempat untuk ritual ibadah bagi umat Hindu Bali di Belanda dan sekitarnya, tapi juga simbol kebanggaan bersama, dan bukti tekad kerja keras, kerukunan, toleransi, dan semangat gotong royong," kata Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, dikutip dari Antara, Senin (2/12/2024).
Baca juga: Menengok 4 Arca Kerajaan Singasari yang 3 Abad Berada di Belanda
Adapun nama Shanta Citta Bhuwana bermakna tempat untuk mencari ketenangan dan kedamaian pikiran.
Tempat ibadah ini dikelilingi flora dan fauna dari Indonesia, jauh dari hiruk pikuk kota.
Baca juga: Pesawat dari AS Tujuan Belanda Ini Terlambat 16 Jam akibat Makanan Basi
Inisiatif Komunitas Bali di Belanda
Inisiatif mendirikan Pura Shanta Citta Bhuwana berasal dari Komunitas Bali di Belanda. KBRI Den Haag pun memfasilitasi pendirian pura sebagai bentuk dukungan atas inisiatif itu.
Berdasarkan keterangan dari pihak KBRI, Komunitas Bali di Belanda beranggotakan lebih dari 250 orang. Mereka sudah lama menginginkan adanya pura di Belanda sebagai tempat ibadah dan merayakan hari-hari besar keagamaan.
Sebelum Pura Shanta Citta Bhuwana dibangun, mereka menyewa gedung dan berpindah tempat, termasuk ke pura di Belgia.
Baca juga:
- Melihat Isi Gedung Arsip Nasional, Dibangun Era Gubernur Jenderal Hindia-Belanda
- Turis Belanda Berdatangan ke Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo
Pendirian tempat ibadah ini juga disebutkan mendapat bantuan sukarela dari komunitas diaspora Indonesia di Belanda. Bantuannya termasuk material dari batu hitam Karangasem.
Adapun Yayasan Bali Abdi Samasta bertanggung jawab untuk pembangunan, penggunaan, dan pemeliharaan tempat ibadah ini.
Pimpinan Yayasan Bali Abdi Samasta, Made Aniadi menyampaikan keharuannya lantaran sudah berjuang bertahun-tahun demi mewujudkan pembangunan pura.
Ia pun senang karena perayaan Hari Suci Galungan dan Hari Raya Kuningan tahun depan bisa dilakukan di pura itu.
"Di Belanda sudah banyak sekali masjid dan gereja milik diaspora Indonesia, jadi kami komunitas Hindu Bali juga ingin sekali memiliki pura. Ini untuk anak cucu kita juga," kata Aniadi.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- 7 Wisata Solo Raya yang Populer untuk Ide Liburan Panjang
- Merokok di Malioboro Akan Disidang di Tempat dan Denda Rp 7,5 Juta
- Sikka NTT Targetkan 60.000 Kunjungan Wisatawan Tahun 2025
- 7 Wisata Malang Raya Populer untuk Tahun Baru Imlek dan Libur Panjang
- 66 Orang Tewas akibat Kebakaran di Hotel di Turkiye
- Kawah Candradimuka Dieng: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Melihat Fenomena Alam Kawah Candradimuka di Dataran Tinggi Dieng
- Tanggal 27, 28, dan 29 Januari 2025 Libur Apa? Berikut Rinciannya
- Daya Tarik Wisata Terusan Panama dan Harga Tiket Masuknya
- Apa Itu Terusan Panama yang Ingin Direbut Presiden AS Donald Trump?
- Pengalaman Menginap di Hotel Bintang 4 di Garut, Dekat Mall dan Waterpark
- Jadwal dan Harga Tiket Bus Sonagar Garut, Bisa Wisata sambil Karaoke
- Isra Miraj 2025 Termasuk Tanggal Merah atau Tidak?
- Tempat Pelantikan Donald Trump Bisa Dikunjungi untuk Umum
- Donald Trump Hapus Gender "X" dalam Paspor Amerika Serikat
- Nikmati Liburan Akhir Tahun di Berbagai Destinasi Wisata Gratis Kota Paris Van Java
- Masuk Daftar Kota Terbaik Dikunjungi 2024, Jakarta Punya Destinasi Menarik untuk Libur Akhir Tahun
- Sumba Jadi Destinasi Terbaik Dikunjungi 2024, Tempat Tepat untuk Libur Akhir Tahun
- Dulu Viral karena Keindahannya, Pantai Wonogoro Malang Kini Rusak akibat Banjir
- Daya Tarik Wisata dan Budaya Polinesia, Jadi Inspirasi Latar Film Moana