Jangan Mendaki Tektok ke Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Ini Alasannya
- Memasuki musim hujan, pendaki disarankan untuk tidak mendaki tektok atau mendaki tanpa menginap di Gunung Slamet via Blambangan.
"Kala boleh saran, jangan tektok dulu baiknya, demi nyamannya perjalanan," kata pengelola Basecamp Pendakian Gunung Slamet via Blambangan, Saiful Amri saat konfirmasi, Selasa (3/12/2024).
Baca juga: Syarat Pendakian Tektok Gunung Slamet via Blambangan, Perhatikan Cuaca
Alasannya, tambah Saiful, kondisi cuaca tidak menentu dan rawan terjadi badai. Maka dari itu, apabila hendak mendaki tektok, sebaiknya pillihlah saat musim kemarau.
"Pendakian tektok cocok dilakukan mulai bulan Juli sampai akhir September karena biasanya masuk musim kemarau," ujarnya.
Namun, bagi pendaki yang ingin mendaki biasa di Gunung Slamet via Blambangan pada bulan Desember ini, Saiful menyarankan untuk tetap mematuhi aturan petugas.
"Selama tetap mengikuti arahan dari pihak basecamp, aman, dan yang terpenting jangan paksakan naik ketika cuaca buruk," katanya.
Baca juga:
- 5 Persiapan Pendakian Tektok, Pemula Wajib Paham
- 8 Gunung di Jawa Tengah yang Cocok untuk Pendakian Tektok
Syarat mendaki biasa ke Gunung Slamet via Blambangan
Saiful menyampaikan beberapa aturan yang perlu diperhatikan dan dipatuhi para pendaki sebelum mendaki biasa ke Gunung Slamet via Blambangan.
- Melihat kondisi cuaca yang sering kali berubah, tetap waspada
- Membawa peralatan standar pendakian
- Latihan fisik sebelum pendakian
- Kondisi pendaki harus benar-benar sehat
- Pendaki harus menyiapkan logistik yang cukup
- Pendakian minimal dilakukan oleh tiga orang
Baca juga: 4 Gunung di Pulau Jawa yang Tidak Dianjurkan untuk Pendakian Tektok
Bagi yang hendak mendaki ke Gunung Slamet via Blambangan, Saiful mengatakan aturan terkait batas aman pendakian di wilayah itu saat ini yaitu dua kilometer dari kawah.
Aturan tersebut, katanya, sesuai dengan rekomendasi dari pos pemantauan gunung api di Gambuhan. Serta, sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
Baca juga:
Terkini Lainnya
- 7 Wisata Malang Raya Populer untuk Tahun Baru Imlek dan Libur Panjang
- 66 Orang Tewas akibat Kebakaran di Hotel di Turkiye
- Kawah Candradimuka Dieng: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Melihat Fenomena Alam Kawah Candradimuka di Dataran Tinggi Dieng
- Tanggal 27, 28, dan 29 Januari 2025 Libur Apa? Berikut Rinciannya
- Daya Tarik Wisata Terusan Panama dan Harga Tiket Masuknya
- Apa Itu Terusan Panama yang Ingin Direbut Presiden AS Donald Trump?
- Pengalaman Menginap di Hotel Bintang 4 di Garut, Dekat Mall dan Waterpark
- Jadwal dan Harga Tiket Bus Sonagar Garut, Bisa Wisata sambil Karaoke
- Isra Miraj 2025 Termasuk Tanggal Merah atau Tidak?
- Tempat Pelantikan Donald Trump Bisa Dikunjungi untuk Umum
- Donald Trump Hapus Gender "X" dalam Paspor Amerika Serikat
- 8 Jalur Alternatif Puncak Bogor untuk Hindari Macet Libur Panjang
- Permintaan Maaf Turis China Usai Viral Video Dugaan Penyuapan Petugas Imigrasi
- Kini Turis Bisa Beli Tiket Masuk ke TN Komodo secara "Online"
- Syarat Pendakian Tektok Gunung Slamet via Blambangan, Perhatikan Cuaca
- 11,5 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga Oktober 2024
- Imigrasi Promosi Golden Visa Indonesia di Konferensi Internasional di Singapura
- 13 Kantor Imigrasi di Indonesia Kini Hanya Terima Permohonan E-Paspor
- Pura Hindu Pertama di Belanda Diresmikan, Seperti Apa?