8 Etika Saat Liburan di Jepang yang Harus Diikuti
– Jepang dikenal dengan budayanya yang kaya dan aturan sosialnya yang sangat teratur.
Bagi wisatawan, memahami dan menghormati etika lokal adalah kunci untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan menghindari kesalahpahaman.
Etika liburan di Jepang yang harus diikuti
Berikut ini adalah delapan panduan etika yang harus diikuti saat liburan di Jepang.
Baca juga: Dapat Dukungan Jepang, Menhub Berharap Proyek MRT Jakarta lancar dan Sesuai Target
1. Hormati tempat ibadah dan aset budaya
Dilansir dari laman Euronews, wisatawan diimbau untuk menjaga sikap hormat saat mengunjungi kuil dan tempat suci di Jepang.
Jangan merusak atau meninggalkan grafiti pada bangunan bersejarah karena hal ini merupakan tindakan kriminal yang merugikan nilai budaya.
Selain itu, wisatawan disarankan untuk berpakaian sopan dan menjaga ketenangan saat berada di kuil sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai spiritual tempat tersebut.
2. Etika di transportasi umum
Dilansir dari Tokyo Weekender, ada beberapa aturan penting yang harus diperhatikan di transportasi umum Jepang.
Jangan berbicara dengan suara keras, baik secara langsung maupun melalui telepon, karena hal ini dianggap mengganggu.
Hindari makan di dalam kereta atau bus, dan letakkan tas Anda di pangkuan atau di rak atas untuk menghemat ruang.
Baca juga: Kabar Rizky Ridho Diminati Klub Jepang, Carlos Pena Tetap Tenang
Selain itu, pastikan untuk memberikan kursi kepada orang lanjut usia, ibu hamil, atau penyandang disabilitas jika diperlukan.
3. Menghindari jangan makan sambil jalan
Dilansir dari laman Japan National Tourism Organization (JNTO), di Jepang, makan sambil berjalan dianggap tidak sopan karena dinilai kurang menghargai makanan.
Baca juga: Bank di Jepang Terapkan Sumpah Darah agar Pegawainya Tidak Mencuri Uang
Jika ingin menikmati makanan ringan, carilah tempat duduk atau area yang tenang. Praktik ini juga membantu menjaga kebersihan dan ketertiban ruang publik.
4. Melepas sepatu di tempat tertentu
Dilansir dari laman JNTO, wisatawan diharapkan untuk melepas sepatu saat masuk ke rumah, ryokan (penginapan tradisional), atau beberapa tempat umum lainnya.
Baca juga: Banyak Dijual di Jepang, Apa Manfaat Kulit Semangka bagi Manusia?
Biasanya disediakan sandal khusus untuk digunakan di dalam ruangan. Kebiasaan ini berasal dari budaya duduk atau tidur di lantai tatami, yang harus dijaga kebersihannya.
Terkini Lainnya
- Pengalaman Menginap di Hotel Bintang 4 di Garut, Dekat Mall dan Waterpark
- Jadwal dan Harga Tiket Bus Sonagar Garut, Bisa Wisata sambil Karaoke
- Isra Miraj 2025 Termasuk Tanggal Merah atau Tidak?
- Tempat Pelantikan Donald Trump Bisa Dikunjungi untuk Umum
- Donald Trump Hapus Gender "X" dalam Paspor Amerika Serikat
- 8 Jalur Alternatif Puncak Bogor untuk Hindari Macet Libur Panjang
- Permintaan Maaf Turis China Usai Viral Video Dugaan Penyuapan Petugas Imigrasi
- Kini Turis Bisa Beli Tiket Masuk ke TN Komodo secara "Online"
- 5 Wisata di Dieng yang Populer untuk Libur Tahun Baru Imlek
- Rute Menuju Situ Rawa Gede Jonggol dari Sentul
- Situ Rawa Gede Jonggol: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Fadli Zon Lantik Adik Prabowo Jadi Ketua Dewan Penyantun Museum, Apa Tugasnya?
- Berkemah dengan Panorama Indah di Situ Rawa Gede Jonggol
- Taman Kambang Iwak Besak Palembang: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Taman Kambang Iwak Besak Palembang, Bisa Piknik di Tengah Kota
- 11,5 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga Oktober 2024
- Imigrasi Promosi Golden Visa Indonesia di Konferensi Internasional di Singapura
- 13 Kantor Imigrasi di Indonesia Kini Hanya Terima Permohonan E-Paspor
- Pura Hindu Pertama di Belanda Diresmikan, Seperti Apa?
- Nikmati Liburan Akhir Tahun di Berbagai Destinasi Wisata Gratis Kota Paris Van Java