Pihak Berwenang Spanyol Ganggu Privasi Turis karena Ambil Data Pribadi
– Pemerintah Spanyol kini menerapkan peraturan baru yang mewajibkan para turis memberikan lebih banyak data pribadi saat mengunjungi negara tersebut.
Aturan ini diklaim bertujuan untuk memperkuat keamanan nasional, tetapi memicu kekhawatiran terkait pelanggaran privasi dan dampak negatif pada pengalaman wisatawan.
Dilansir dari laman EuroNews, mulai 2 Desember 2024, wisatawan yang datang ke Spanyol harus menyerahkan lebih dari 40 hingga 60 jenis data pribadi.
Baca juga: Banjir di Spanyol Paksa Inggris Pasok Jeruk dari Belahan Bumi Selatan
Informasi yang diminta mencakup nama lengkap, alamat rumah, rincian hubungan keluarga, nomor telepon, hingga rincian pembayaran.
Data ini akan dikumpulkan oleh berbagai pihak, termasuk hotel, agen perjalanan, tempat persewaan mobil, dan pengelola persewaan liburan, kemudian diunggah ke platform yang dipantau oleh pasukan keamanan Spanyol.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)
Para pelaku bisnis perhotelan di Spanyol menyatakan keberatan dengan peraturan ini.
CEHAT, asosiasi hotel terkemuka, menyebut kebijakan tersebut sebagai beban administratif yang dapat merusak pengalaman tamu.
“Kami telah meminta dialog dan proposal konkret selama berbulan-bulan untuk menjamin keamanan hukum dan kelangsungan sektor ini, tetapi kami belum menerima respons apa pun,” kata Jorge Marichal, Presiden CEHAT, dalam pernyataan resminya.
Baca juga: Marak Demo Anti-Pariwisata di Spanyol, Bagaimana dengan Bali?
Berlaju juga untuk turis penyewa mobil
Dilansir dari laman TimeOut, aturan ini juga mencakup wisatawan yang menyewa mobil, di mana data seperti informasi SIM dan bahkan data GPS kendaraan mungkin harus diserahkan.
Para pelancong khawatir bahwa peraturan baru ini tidak hanya mengganggu privasi, tetapi juga memperpanjang proses administrasi dan menambah biaya perjalanan.
Meski begitu, pemerintah Spanyol tetap bersikeras bahwa aturan ini diperlukan untuk menekan kejahatan terorganisasi dan meningkatkan keamanan nasional.
Baca juga: Demo Anti-Pariwisata di Barcelona, Massa Tembaki Wisatawan
Namun, protes terus bermunculan dari berbagai pihak, termasuk asosiasi agen perjalanan dan operator tur Eropa yang memperingatkan dampak serius terhadap pasar pariwisata dan perlindungan data pribadi wisatawan.
Terkini Lainnya
- Fakta Frontier Airlines yang Usir Khabib, Maskapai Paling Banyak Dikomplain di AS
- Desember-Januari, Waktu yang Pas untuk Nikmati Cerahnya Hong Kong
- Kasus Khabib Diusir dari Frontier Airlines, Ini 7 Alasan Penumpang Diturunkan dari Pesawat
- Khabib Nurmagomedov Diusir dari Pesawat Frontier, Duduk Dekat Pintu Darurat
- 10 Tempat Wisata di Garut, dari Pantai hingga Gunung
- Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Monas Januari 2025
- 2 Hotel di Bali Masuk Daftar Hotel Terbaik di Dunia 2025 Versi Tripadvisor
- Indahnya Gemerlap Hong Kong Malam Hari di Victoria Harbour
- Boarding Pass Digital Diprediksi Akan Ditinggalkan mulai 2030
- Kyoto Berencana Naikkan Pajak Hotel hingga Rp 1 Juta per 2026
- Belcastro, Desa di Italia yang Larang Penduduknya Jatuh Sakit
- Cara ke Singkawang untuk Rayakan Imlek, Sekian Harga Tiketnya
- Ada Galeri Seni untuk Kembalikan Fokus di Inggris, Cocok untuk Meditasi
- Indonesia AirAsia Terbang dari Bali ke Darwin Australia per Maret 2025
- Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Semarang untuk Rayakan Libur Imlek
- Indonesia Usulkan Reog Ponorogo, Kebaya, dan Kolintang ke UNESCO
- 8 Etika Saat Liburan di Jepang yang Harus Diikuti
- 11,5 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga Oktober 2024
- Imigrasi Promosi Golden Visa Indonesia di Konferensi Internasional di Singapura
- 13 Kantor Imigrasi di Indonesia Kini Hanya Terima Permohonan E-Paspor