pesonadieng.com

Cuaca Buruk di Gunung Agung Bali, Pendaki Harus Patuhi Pemandu

Air terjun dadakan muncul di lereng Gunung Agung salah satunya pada ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut akibat hujan lebat melanda kawasan itu di Kabupaten Karangasem, Bali.
Lihat Foto

- Sejumlah air terjun mendadak muncul di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, usai hujan lebat.

Dilansir dari (9/12/2024), Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan, air terjun itu muncul karena tingginya volume air akibat hujan deras.

Derasnya debit air di atas (gunung) sehingga dari jauh terlibat seperti air terjun,” kata Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali BBMKG Wilayah III Made Dwi Wiratmaja di Denpasar, Bali, Senin (9/12/2024).

Baca juga: Muncul Air Terjun Dadakan di Gunung Agung Bali, BMKG Beri Penjelasan

Adapun hujan lebat yang melanda Atap Pulau Dewata setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu tidak membuat aktivitas pendakian ditutup total.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Pendaki harus patuh pemandu 

Pengelola jalur pendakian Gunung Agung via Taman Edelweiss, Mangku Kayun mengatakan bahwa meski tidak ditutup, pendaki wajib mematuhi anjuran pemandu.

Perlu diketahui, pendaki Gunung Agung saat ini wajib menggunakan jasa pemandu demi keselamatan.

Baca juga: Mengenal Gunung Agung, Puncak Tertinggi di Pulau Dewata yang Disakralkan

“Kalau dari jalur Taman Edelweiss, yang aman sampai area camp Pos 4. Untuk bisa lanjut nanti bisa diinformasikan melalui pemandu,” kata dia kepada , Selasa (10/12/2024). 

Jika terjadi badai atau cuaca buruk, sambung Mangku, pendaki harus kembali atau berhenti. Selain itu, pendaki akan dicek barang bawaannya. Perlengkapan harus lengkap demi keselamatan. 

Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas menuruni puncak Gunung Agung (3.142 mdpl), Bali, Kamis (6/10/2011). Gunung stratovolcano ini terakhir meletus dahsyat 1963 menelan korban jiwa 1.148 orang. Latar belakang di kejauhan terlihat kaldera Gunung Batur. KOMPAS.COM/FIKRIA HIDAYAT Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas menuruni puncak Gunung Agung (3.142 mdpl), Bali, Kamis (6/10/2011). Gunung stratovolcano ini terakhir meletus dahsyat 1963 menelan korban jiwa 1.148 orang. Latar belakang di kejauhan terlihat kaldera Gunung Batur.

“Cuaca pada minggu-minggu ini juga cukup berbahaya untuk di puncak gunung. Sering ada badai. Setiap akhir tahun sampai Januari biasanya begini,” ujar Mangku.

Usai pos camp atau Pos 4, pemandu akan mengecek situasi sebelum memutuskan pendaki bisa lanjut ke puncak atau tidak.

Itu karena kawasan puncak Gunung Agung terdiri dari pasir dan batuan tanpa vegetasi, sehingga berbahaya saat terjadi badai.

Baca juga: BERITA FOTO: Naik Kapal Surabaya-Lombok, Pesona Suramadu, Sunset, Sunrise, dan Gunung Agung Bali

Adapun untuk penutupan pendakian gunung tertinggi di Pulau Bali itu, biasanya dilakukan saat ada upacara keagamaan.

Informasi buka-tutup jalur pendakian bisa dilihat melalui akun Instagram @ basecamp_edelweis_gunung_agung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat