Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih
- Sawah dengan sistem subak di Desa Wisata Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, tidak hanya bermanfaat untuk sektor pangan.
Sawah subak ternyata menjadi daya tarik wisata desa ini. Bahkan, Jatiluwih sampai dinobatkan sebagai desa wisata terbaik dunia 2024 oleh UN Tourism.
Dilansir dari (10/12/2024), salah satu praktik unggulan Jatiluwih adalah penerapan sistem subak, tradisi agrikultur Bali yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO sejak 2012.
Baca juga: Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum
Apa itu subak?
Secara teknis, subak adalah sistem irigasi yang mengalirkan air dari sumber mata air seperti sungai atau danau ke seluruh persawahan di Bali secara merata. Sistem ini dikelola dengan prinsip keadilan, memastikan setiap petani mendapat akses yang sama terhadap air.
Proses pengelolaan subak dipimpin oleh seorang pemuka adat yang disebut pekaseh, yang bertanggung jawab mengatur distribusi air dengan bijaksana.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Filosofi Tri Hita Karana dalam sistem subak
Sistem Subak tidak hanya sebatas teknis irigasi, tetapi juga mencerminkan filosofi mendalam yang dipegang oleh masyarakat Bali, yakni Tri Hita Karana.
Filosofi ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Filosofi ini diwujudkan dalam tiga unsur utama:
Baca juga: Jatiluwih dan Wukirsari Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia 2024
- Parahyangan: Unsur spiritual yang berhubungan dengan pemujaan terhadap pura di sekitar subak
- Pawongan: Unsur sosial yang mencakup organisasi pengelola sistem subak
- Palemahan: Unsur lingkungan yang terkait dengan kepemilikan tanah dan wilayah subak
Keterpaduan ketiga unsur ini menciptakan hubungan timbal balik yang erat, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari unsur Parahyangan, pura-pura seperti Pura Ulun Carik atau Pura Bedugul, sering dibangun di sekitar subak. Pura-pura ini didirikan oleh para petani untuk memuja Dewi Sri, dewi kesuburan dan kemakmuran.
Subak sebagai daya tarik wisata di Jatiluwih
Sawah Subak kini jadi daya tarik wisata andalan di Jatiluwih. Desa ini terletak di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, tepat di kaki Gunung Batukaru.
Dengan luas area persawahan berundak lebih dari 50.000 hektare, Jatiluwih menampilkan keindahan hamparan sawah yang memanfaatkan sistem Subak.
Wisatawan dapat merasakan pengalaman langsung kegiatan pertanian tradisional seperti membersihkan sawah (nampadin), membajak sawah (ngelampit), meratakan tanah (mlasah), menanam padi (nandur), hingga memanen hasil panen (sasih sada).
Desa ini juga rutin menggelar Festival Jatiluwih, perayaan tahunan yang diadakan untuk berterima kasih kepada Dewi Sri.
Baca juga: Indonesia Ikut Lomba Kuliner Bocuse dOr Perancis, Angkat Desa Jatiluwih Bali
Festival ini menampilkan berbagai seni pertunjukan khas, termasuk tarian-tarian tradisional seperti Rejang Kesari, Bungan Sandat, Metangi, Cendrawasih, dan Margapati.
Wisata lengkap dengan sentuhan budaya
Perpaduan antara seni budaya, kearifan lokal, dan pemandangan alam yang indah menjadikan Subak sebagai paket wisata yang menarik dan edukatif.
Dengan mengunjungi kawasan seperti Desa Wisata Jatiluwih, wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mempelajari nilai-nilai tradisional yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Bali selama berabad-abad.
Baca juga: Subak Jatiluwih, Warisan Budaya Dunia hingga Dikunjungi Obama
Sistem Subak adalah bukti nyata bagaimana kearifan lokal dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik untuk kehidupan masyarakat maupun bagi dunia secara keseluruhan.
Dengan menjaga dan melestarikan Subak, masyarakat Bali telah memberikan inspirasi penting bagi upaya pelestarian budaya dan lingkungan di era modern ini.
Terkini Lainnya
- Fakta Frontier Airlines yang Usir Khabib, Maskapai Paling Banyak Dikomplain di AS
- Desember-Januari, Waktu yang Pas untuk Nikmati Cerahnya Hong Kong
- Kasus Khabib Diusir dari Frontier Airlines, Ini 7 Alasan Penumpang Diturunkan dari Pesawat
- Khabib Nurmagomedov Diusir dari Pesawat Frontier, Duduk Dekat Pintu Darurat
- 10 Tempat Wisata di Garut, dari Pantai hingga Gunung
- Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Monas Januari 2025
- 2 Hotel di Bali Masuk Daftar Hotel Terbaik di Dunia 2025 Versi Tripadvisor
- Indahnya Gemerlap Hong Kong Malam Hari di Victoria Harbour
- Boarding Pass Digital Diprediksi Akan Ditinggalkan mulai 2030
- Kyoto Berencana Naikkan Pajak Hotel hingga Rp 1 Juta per 2026
- Belcastro, Desa di Italia yang Larang Penduduknya Jatuh Sakit
- Cara ke Singkawang untuk Rayakan Imlek, Sekian Harga Tiketnya
- Ada Galeri Seni untuk Kembalikan Fokus di Inggris, Cocok untuk Meditasi
- Indonesia AirAsia Terbang dari Bali ke Darwin Australia per Maret 2025
- Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Semarang untuk Rayakan Libur Imlek
- 15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan
- 15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif
- Kemenpar Promosikan Desa Wisata dalam Ajang Pariwisata Dunia di Vietnam
- Rute Menuju ke Bukit AsLan Bandar Lampung
- Harga Tiket dan Paket di Bukit AsLan