Desa Santa Claus di Finlandia Hadapi Masalah Overtourism
– Desa Santa Claus di Rovaniemi di Kota Lapland, Finlandia, dikenal sebagai "kampung halaman resmi Santa Claus". Namun, desa tersebut tengah menghadapi tantangan akibat overtourism (pariwisata melebihi kapasitas).
Lonjakan kunjungan wisatawan yang meningkat pesat setiap musim liburan mulai menimbulkan masalah bagi penduduk lokal, meskipun kota ini mendapat manfaat ekonomi yang signifikan dari pariwisata.
Baca juga: 7 Perayaan Natal di Mall Jakarta, Bisa Ice Skating dan Bertemu Santa
Dilansir dari Euronews, Rabu (11/12/2024), taman hiburan Santa Claus Village termasuk tempat wisata utama di wilayah tersebut karena berhasil menggaet lebih dari 600.000 pengunjung tiap tahun.
Wisatawan di tempat itu bisa menikmati salju, naik kereta luncur dengan rusa, atau bertemu langsung dengan Santa Claus.
Namun, di baliknya, penduduk lokal merasa kehidupan mereka terganggu akibat maraknya penyewaan jangka pendek yang menggeser hunian permanen.
"Kami khawatir dengan pertumbuhan pariwisata yang berlebihan. Pariwisata telah tumbuh begitu pesat, sehingga tidak lagi terkendali," kata Antti fotografer sekaligus pegiat lokal yang mengorganisai aksi protes terhadap overtourism, Antti Pakkanen.
Hal ini juga diperburuk oleh lonjakan jumlah pengunjung yang mencapai sepuluh kali lipat dari populasi Rovaniemi setiap musim Natal.
Pada tahun 2023, kota ini mencatat rekor 1,2 juta pengunjung yang bermalam, meningkat hampir 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga:
- Panduan dan Tips ke Pasar Santa di Jakarta, Simak Sebelum Berkunjung
- 4 Fakta Santa Claus, Terinspirasi dari Seorang Biarawan yang Baik
Dikutip dari Independent.co.uk, keterbatasan akomodasi di musim dingin membuat banyak apartemen diubah menjadi tempat penyewaan akomodasi jangka pendek.
Akibatnya, harga sewa meningkat dan penduduk lokal kesulitan menemukan tempat tinggal.
“Peraturan harus ditegakkan dengan lebih baik,” ujar Pakkanen.
Baca juga: Santa Claus dan Sinterklas Ternyata Tidak Sama, ini 5 Bedanya
Namun, Wali Kota Rovaniemi, Ulla-Kirsikka Vainio menuturkan, sebagian orang justru mendapat keuntungan besar dari tren ini sehingga penerapan regulasi yang lebih ketat masih menjadi perdebatan.
Di sisi lain, CEO Visit Rovaniemi, Sanna Karkkainen mengatakan, popularitas wilayah Nordik terus meningkat, terutama bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan northern lights (aurora borealis) dan pengalaman musim dingin yang autentik.
“Orang-orang ingin bepergian ke negara-negara sejuk untuk melihat salju, melihat northern lights, dan tentu saja, melihat Santa Claus,” katanya.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Belcastro, Desa di Italia yang Larang Penduduknya Jatuh Sakit
- Cara ke Singkawang untuk Rayakan Imlek, Sekian Harga Tiketnya
- Ada Galeri Seni untuk Kembalikan Fokus di Inggris, Cocok untuk Meditasi
- Indonesia AirAsia Terbang dari Bali ke Darwin Australia per Maret 2025
- Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Semarang untuk Rayakan Libur Imlek
- Bali Masuk Daftar Destinasi Terbaik di Dunia 2025 Versi Tripadvisor
- Harga dan Aktivitas di Demaji Melon Garden, Surga Petik Melon di Purworejo
- Panduan Petik Melon di Demaji Melon Garden untuk Pemula
- Demaji Melon Garden, Wisata Baru yang Seru untuk Keluarga di Purworejo
- 3 Pilihan Penginapan di Sekitar Pantai Ora, Maluku
- Wamenekraf Irene Sebut Bandung Kota Kreatif Berskala Internasional
- Pantai Ora di Maluku, Surga Tersembunyi yang Memukau
- Mengenang Seniman Hardi lewat Pameran Jejak Perlawanan Sang Presiden 2001
- 15 Pantai di Maluku yang Wajib Dikunjungi, Punya Pesona Menawan
- Cara Naik Ojek Motor Online dari Bandara Soekarno-Hatta
- Wujudkan Golo Mori Labuan Bajo yang Ramah Lingkungan, Sampah Jadi Fokus Utama
- Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih
- 15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan
- 15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif
- Kemenpar Promosikan Desa Wisata dalam Ajang Pariwisata Dunia di Vietnam