Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Jejak Budaya Tionghoa di Welahan
- Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang berada di Welahan, Jepara, adalah salah satu kelenteng tertua di Indonesia.
Berdiri megah di tengah Pasar Welahan, bangunan ini menjadi pusat spiritual umat Konghucu sekaligus simbol perjalanan budaya Tionghoa di Jawa Tengah.
Baca juga:
- 5 Destinasi Liburan Imlek di Surabaya yang Wajib Dikunjungi
- 6 Destinasi Wisata untuk Libur Imlek, Ada Singkawang dan Bangkok
- 6 Tradisi Imlek di China, dari Hias Rumah hingga Makan Malam
Dengan gapura merah mencolok dan ornamen keemasan, suasana syahdu terasa sejak pertama kali melangkah masuk.
Sejarah Berdirinya Kelenteng
Kelenteng ini didirikan pada masa awal Kerajaan Majapahit oleh pasukan Tar-Tar dari Mongolia.
Keunikan kelenteng ini terlihat dari arsitekturnya yang memadukan kayu jati tua dengan dinding tembok kokoh, mempertahankan keasliannya selama ratusan tahun.
Meski usia pastinya belum diketahui, klenteng ini menyimpan cerita menarik tentang benda pusaka yang dibawa oleh Tan Siang Boe, seorang pemuda asal Tiongkok.
Ikon Spiritual: Dewa dan Dewi yang Disembah
Patung Dewa Hian Thian Siang Tee menjadi ikon utama di ruang peribadatan kelenteng. Sebagai Dewa Langit, ia dipercaya memberikan petunjuk nasib dan perlindungan.
Selain itu, terdapat ruang untuk Kong Co Kwan Tee Kun, seorang dewa kesatria, serta Makco Kwan Im, dewi kasih sayang.
Suasana tenang semakin terasa dengan alunan musik tradisional dan penerangan dari lampu teplok.
Pusaka dan Ramalan Tradisional
Kelenteng Hian Thian Siang Tee menyimpan koleksi benda pusaka seperti pedang kuno, tempat abu, dan buku pengobatan tradisional.
Hingga kini, terdapat 120 resep obat kuno dan 51 ramalan nasib yang masih digunakan oleh pengunjung yang mencari petunjuk.
Proses ramalan dilakukan dengan cara unik, yaitu menggunakan chiamsi, seikat lidi yang memberikan nomor petunjuk.
Tradisi Kirab Budaya Tahunan
Setiap perayaan Imlek, kelenteng ini menjadi pusat kirab budaya yang menarik banyak perhatian.
Patung-patung dewa diarak keliling kota menggunakan tandu yang dihias indah dengan warna merah dan emas.
Prosesi ini tidak hanya memperkuat hubungan antarumat, tetapi juga melestarikan tradisi budaya Tionghoa yang telah berlangsung turun-temurun.
Terkini Lainnya
- Fakta Frontier Airlines yang Usir Khabib, Maskapai Paling Banyak Dikomplain di AS
- Desember-Januari, Waktu yang Pas untuk Nikmati Cerahnya Hong Kong
- Kasus Khabib Diusir dari Frontier Airlines, Ini 7 Alasan Penumpang Diturunkan dari Pesawat
- Khabib Nurmagomedov Diusir dari Pesawat Frontier, Duduk Dekat Pintu Darurat
- 10 Tempat Wisata di Garut, dari Pantai hingga Gunung
- Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Monas Januari 2025
- 2 Hotel di Bali Masuk Daftar Hotel Terbaik di Dunia 2025 Versi Tripadvisor
- Indahnya Gemerlap Hong Kong Malam Hari di Victoria Harbour
- Boarding Pass Digital Diprediksi Akan Ditinggalkan mulai 2030
- Kyoto Berencana Naikkan Pajak Hotel hingga Rp 1 Juta per 2026
- Belcastro, Desa di Italia yang Larang Penduduknya Jatuh Sakit
- Cara ke Singkawang untuk Rayakan Imlek, Sekian Harga Tiketnya
- Ada Galeri Seni untuk Kembalikan Fokus di Inggris, Cocok untuk Meditasi
- Indonesia AirAsia Terbang dari Bali ke Darwin Australia per Maret 2025
- Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Semarang untuk Rayakan Libur Imlek
- 4 Penginapan Dekat Kelenteng Hong Tiek Hian, Surabaya
- 4 Destinasi Wisata Dekat Kelenteng Hong Tiek Hian, Jejak Sejarah di Surabaya
- Telusuri Sejarah Kelenteng Hong Tiek Hian, Tempat Ibadah Tertua di Surabaya
- 10 Kawasan Pecinan di Indonesia, Belajar Budaya dan Sejarah
- Desa Wisata Seribu Air Terjun di Labuan Bajo, Tawarkan Panorama Alam dan Budaya