Mengenang Seniman Hardi lewat Pameran Jejak Perlawanan Sang Presiden 2001
- Raden Soehardi Adimaryono atau yang akrab disapa Hardi, memiliki kontribusi besar dalam perkembangan arah seni rupa Indonesia.
Meski telah tiada, karya-karya seniman yang meninggal pada 2023 lalu, tetap dikenang lewat pameran Jejak Perlawanan "Sang Presiden 2001".
Baca juga: Kisah Penerbangan Pertama Belanda-Jakarta dari KLM 100 Tahun Lalu
"Setahun sudah Hardi berpulang. Namun karyanya tetap abadi, menjadi inspirasi bagi kita
semua dalam meningkatkan kreativitas, mewarnai dinamika perjalanan seni bangsa Indonesia," ujar Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat (10/1/2025).
Pameran Jejak Perlawanan "Sang Presiden 2001" Tribut untuk Hardi (1951-2023) tengah dibuka untuk publik sampai Minggu (26/1/2025) di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB-19.00 WIB.
Pameran ini menampilkan total 78 karya yang terdiri dari 69 koleksi lukisan dan sketsa, lima jangker, empat keris, dan arsip-arsip pribadi yang menceritakan proses kreatif dan perjalanan hidup Hardi.
Baca juga:
- Pameran 130 Tahun Pithecanthropus Erectus Digelar di Museum Nasional
- Menbud Fadli Zon Sebut Tak Ada Pemberedelan Pameran Yos Suprapto
Ada juga ruangan memorabilia yang dirancang untuk mereplikasi suasana studio Hardi, lengkap dengan instalasi interaktif berbasis teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk menghadirkan pengalaman imersif bagi pengunjung.
Pengunjung bisa mendapatkan tiket masuk pameran dengan melakukan registrasi langsung di lokasi atau mengakses informasi terbaru lewat akun Instagram @galerinasional.
Fadli Zon mengingat Hardi sebagai sosok kreatif dan selalu menjadi pusat perhatian. Bahkan, lewat karya-karyanya, Hardi pernah dipuji sebagai salah satu pelukis terbaik oleh almarhum Afandi.
"Kita tahu seorang Hardi yang sangat kreatif dan kritis. Seringkali beliau berani mengkritisi karena begitu lugas dalam menyampaikan kritik,” tutur Fadli Zon.
"Kalau saat ini diadakan tribut bagi Hardi, saya kira ini adalah bagian dari penghargaan.
Seniman kita adalah aset nasional kita. Karya-karya Hardi dan tokoh seni lainnya merupakan
aset bangsa," lanjut dia.
Baca juga: Pameran Keris Digelar di Museum Nasional Indonesia, Tepat 19 Tahun Keris Diakui UNESCO
Jibril Fitra Erlangga, putra Hardi, yang juga hadir dalam pembukaan pameran, mengapresiasi adanya pameran yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan.
Menurut Jibril, pameran ini merupakan sebuah penghormatan tersendiri bagi mendiang ayahnya.
Lebih lanjut, Fadli Zon berharap agar seni rupa modern Indonesia tidak hanya menjadi wadah ekspresi individu, tetapi juga alat pembangun dialog antarbangsa, pelestari identitas budaya, dan pendorong perubahan sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan.
Terkini Lainnya
- Cara ke Singkawang untuk Rayakan Imlek, Sekian Harga Tiketnya
- Ada Galeri Seni untuk Kembalikan Fokus di Inggris, Cocok untuk Meditasi
- Indonesia AirAsia Terbang dari Bali ke Darwin Australia per Maret 2025
- Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Semarang untuk Rayakan Libur Imlek
- Bali Masuk Daftar Destinasi Terbaik di Dunia 2025 Versi Tripadvisor
- Harga dan Aktivitas di Demaji Melon Garden, Surga Petik Melon di Purworejo
- Panduan Petik Melon di Demaji Melon Garden untuk Pemula
- Demaji Melon Garden, Wisata Baru yang Seru untuk Keluarga di Purworejo
- 3 Pilihan Penginapan di Sekitar Pantai Ora, Maluku
- Wamenekraf Irene Sebut Bandung Kota Kreatif Berskala Internasional
- Pantai Ora di Maluku, Surga Tersembunyi yang Memukau
- Mengenang Seniman Hardi lewat Pameran Jejak Perlawanan Sang Presiden 2001
- 15 Pantai di Maluku yang Wajib Dikunjungi, Punya Pesona Menawan
- Cara Naik Ojek Motor Online dari Bandara Soekarno-Hatta
- Apa Bedanya Umrah Reguler dan Umrah Plus?
- 15 Pantai di Maluku yang Wajib Dikunjungi, Punya Pesona Menawan
- Apa Bedanya Umrah Reguler dan Umrah Plus?
- Awal Tahun 2025 Jadi Puncak Umrah, Apa Alasannya?
- Kebun Kelengkeng Berkonsep Agrowisata di Kebumen, Pas untuk Melepas Penat
- Ada 14.169 Penumpang yang Naik dan Turun di Pelabuhan Labuan Bajo Selama Nataru