pesonadieng.com

Belcastro, Desa di Italia yang Larang Penduduknya Jatuh Sakit

Ilustrasi Belcastro, Italia.
Lihat Foto

- Penduduk di Desa Belcastro, Italia, dilarang jatuh sakit, berdasarkan dekret yang dikeluarkan oleh Wali Kota Antonio Torchia. 

"(Penduduk Belcastro) diperintahkan untuk menghindari penyakit yang membutuhkan bantuan medis darurat," bunyi dekret tersebut, dikutip dari BBC, Minggu (12/1/2025).

Baca juga: Air Mancur Trevi di Italia Buka Lagi Usai Renovasi, Sambut Tahun Yubileum Suci 2025

Meskipun terdengar aneh, langkah ini sesungguhnya merupakan bentuk sindiran terhadap buruknya kondisi sistem kesehatan di wilayah tersebut.

Sebagai informasi, Desa Belcastro merupakan desa kecil di wilayah Calabria, salah satu wilayah yang disebut paling miskin di Italia. 

Populasi di desa ini sekitar 1.200 jiwa, yang mana setengahnya berusia di atas 65 tahun. Oleh sebab itu, masalah kesehatan menjadi hal penting di desa ini.

Apalagi, rumah sakit terdekat berjarak lebih dari 45 kilometer dengan akses jalan yang terbatas.

Baca juga:

Krisis kesehatan

Torchia menyampaikan, dekret tersebut merupakan "provokasi humoris" guna menarik perhatian pemerintah terhadap kondisi kesehatan di Belcastro.

Ia sudah sering mengajukan permohonan bantuan kepada otoritas regional, tapi respons yang diterima selalu mengecewakan.

Baca juga: Italia Larang Kotak Kunci dan Sistem Check-in Mandiri di Penginapan

Di Belcastro, klinik hanya buka secara sporadis dan tidak tersedia pada akhir pekan, hari libur, atau malam hari.

Bahkan, perjalanan menuju instalasi gawat darurat (IGD) harus dilakukan melalui jalan darat dengan batas kecepatan 30 kilomter per jam.

Tidak hanya itu, sistem kesehatan di Calabria telah lama berada di bawah pengawasan khusus pemerintah pusat akibat manajemen yang buruk dan intervensi mafia.

Kondisi ini menyebabkan kurangnya tenaga medis dan fasilitas, serta antrean panjang bagi pasien yang membutuhkan perawatan.

Sejak tahun 2009, sebanyak 18 rumah sakit di Calabria telah ditutup. Akibatnya, hampir separuh dari dua juta penduduk Calabria harus mencari layanan kesehatan di luar wilayah tersebut. 

Baca juga:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat