pesonadieng.com

Wamenpar Kunjungi Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo, Ikut Melukis Batu Kali dan Bikin Topi dari Daun kelapa

Wamenparf RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.
Lihat Foto

KULON PROGO, – Desa Wisata Tinalah berada perbukitan Menoreh pada Kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyebutkan, Tinalah sebagai desa wisata berkualitas ketika berkunjung ke sana, Jumat (24/1/2025) pagi. 

Beberapa kegiatan di desa ini mengedepankan pengalaman yang benar-benar bisa dirasakan pengunjung ketika berwisata.

Baca juga: Daya Tarik Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo, Ada Workshop Lukis Batu

“Ketika datang ke sini mendapatkan itu, menjadi cerita ada pengalaman yang bagus yang mereka (wisatawan) dapatkan,” kata Ni Luh di Tinalah.

Tinalah desa wisata yang berulang kali meraih penghargaan dan anugerah desa wisata. Desa ini berada di jalan Persandian Kilometer 5, kalurahan Purwoharjo, Samigaluh. Sekitar 40 menit berkendara dari ibukota Kulon Progo.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)

Desa yang dibelah sungai Tinalah ini menawarkan  aktivitas yang mengandalkan kekuatan alamnya, mulai dari camping (berkemah) hingga workshop (lokakarya).

Ni Luh sempat sejenak menikmati alamnya, bercengkerama dengan beberapa warga. Lalu, ia juga sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan datang ke sana.

Aktivitas menarik di Desa Wisata Tinalah

Di antara lokakarya itu adalah rockpainting atau melukis di batu kali. Setelah sempat menyaksikan warga memasak wingko babat dari parutan kelapa, Ni Luh menonton seni melukis batu.

Ni Luh terkejut melihat wajahnya dalam lukisan batu yang berasal dari sungai Tinalah. Ia pun mencoba ikut melukis di sana.

Baca juga: Rute Menuju Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo yang Masuk 50 Besar ADWI 2021

Lokakarya yang bisa dinikmati wisatawan adalah menganyam topi dari sejenis daun kelapa. Ni Luh lagi-lagi menyempatkan diri ikut belajar bikin topi itu.

“Wisatawan datang ke suatu tempat, mendapatkan pengalaman berwisata berkualitas. Dengan apa yang ditawarkan desa Tinalah, seperti bisa belajar bikin wingko misalnya, belajar melukis batu, dan belajar bikin topi. Itu experience yang tidak didapat di luar,” kata Ni Luh.

Kampanyekan wisata bersih

Ni Luh menceritakan, terdapat 6.000 desa wisata yang tersebar di Indonesia. Desa wisata telah menggerakkan ekonomi bagi masyarakat. Namun, tentu masih banyak yang harus diperbaiki maupun dikembangkan.

Karenanya pemerintah terus mendorong terus pariwisata berkualitas dan berkelanjutan melalui sejumlah program.

Wamenpar RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Wamenpar RI, Ni Luh Puspa mampir ke desa wisata Tinalah di kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ni Luh sempat menikmati alamnya, bercengkrama dengan beberapa warga, sempat merasakan langsung lokakarya yang biasa dinikmati wisatawan, seperti melukis di batu kali, melihat proses bikin wingko oleh-oleh khas Tinalah, dan belajar bikin topi anyaman daun kelapa.

Bila pengalaman menjadi wisata yang berkualitas, tempat wisata yang bersih merupakan bagian dari pariwisata berkelanjutan yang memberikan dampak jangka panjang.

Dampak itu baik pada lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat