Tarif Mendaki Gunung Everest Naik, Jadi Lebih dari Rp 245 Juta

- Nepal akan menaikkan biaya perizinan mendaki Gunung Everest lebih dari 35 persen, dari yang sebelumnya 11.000 dollar Amerika Serikat (AS, atau sekitar Rp 179,7 juta) menjadi 15.000 dollar AS (sekitar Rp 245,1 juta).
Biaya perizinan dan pengeluaran lainnya dari pendaki merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja utama bagi masyarakat Nepal.
Baca juga:
- Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah
- Pendaki Gunung Everest Harus Bawa Pulang Kotoran Mereka Sendiri, Kenapa?
Adapun kenaikan biaya perizinan ini terjadi hampir 10 tahun sejak biaya sebelumnya, yang sebesar 11.000 dollar AS, ditetapkan.
"Royalti (biaya perizinan) sudah lama tidak ditinjau ulang. Kami telah memperbaruinya sekarang," kata Direktur Jenderal Departemen Pariwisata Nepal, Narayan Prasad Regmi, dilansir dari Reuters, Selasa (4/2/2025).
Tarif baru Gunung Everest tak mengurangi animo pendaki

Tarif baru mendaki gunung tertinggi di dunia ini akan berlaku mulai September 2025, termasuk untuk musim pendakian favorit dari bulan April sampai Mei di sepanjang rute South East Ridge atau South Col.
Sementara itu, tarif pendakian pada periode yang kurang populer, tepatnya pada September-November dan Desember-Februari, juga bertambah sebanyak 36 persen.
Adapun kenaikan tersebut dari yang sebelumnya 3.750 dollar AS (sekitar Rp 61,2 juta) menjadi 7.500 dollar AS (sekitar Rp 122,5 juta).
Baca juga:
- Pendaki Gunung Everest Wajib Pakai Chip Pelacak demi Keselamatan
- Gletser Mencair, Base Camp Pendaki Gunung Everest Bakal Dipindah
Sejumlah penyelenggara ekspedisi Gunung Everest menilai, kemungkinan besar kenaikan tarif mendaki tersebut tidak mengurangi animo para pendaki.
Setiap tahunnya, ada sekitar 300 izin yang dikeluarkan untuk pendaki Gunung Everest.
"Kami sudah menduga akan adanya kenaikan biaya perizinan ini," ujar penyelenggara ekspedisi Furtenbach Adventures dari Austria, Lukas Furtenbach.
Furtenbach menambahkan, keputusan Pemerintah Nepal tersebut termasuk langkah yang bisa dipahami.

"Saya yakin dana tambahan ini akan digunakan untuk melindungi lingkungan dan meningkatkan keselamatan di Everest," ujar Furtenbach.
Kendati demikian, Regmi tidak menyebutkan pendapatan tambahan nantinya akan digunakan untuk apa.
Sebanyak ratusan pendaki mencoba "menaklukkan" Gunung Everest dan sejumlah puncak di Himalaya setiap tahunnya.
Baca juga:
- China Akan Dirikan Garis Pemisah di Puncak Gunung Everest, Ada Apa?
- Atap Dunia Makin Kotor, Sampah di Everest Akan Diubah Jadi Karya Seni
Nepal pun kerap dikritisi oleh para ahli pendakian gunung karena mengizinkan terlalu banyak pendaki ke Gunung Everest, serta tidak berbuat banyak untuk menjaga kebersihan gunung dan keselamatan para pendaki.
Para pendaki yang kembali dari Gunung Everest mengatakan, atap dunia ini menjadi semakin kering dan berbatu dengan berkurangnya salju atau curah hujan lainnya, yang menurut para ahli bisa jadi disebabkan oleh pemanasan global atau perubahan lingkungan lainnya.
Terkini Lainnya
- Kronologi Penumpang Lion Air Kehilangan Emas di Koper, Kerugian hingga Rp 7,6 Juta
- Fadli Zon Terbuka soal Ahli Luar Negeri Teliti Situs Gunung Padang
- Cegah Pencurian Barang di Koper Saat Naik Pesawat, Jangan Taruh Barang Berharga di Bagasi
- Pilot Pingsan, Pesawat Tujuan Jerman Mendarat Darurat
- Ekowisata Sungai Mudal Kulon Progo: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi 2025
- Turis Israel Bikin Onar di RS, Dokter Waswas hingga Pertimbangkan "Resign"
- Ada Nama Hotspot "Ada Bom di Dalam Pesawat" di Pesawat American Airlines, Penerbangan Ditunda 5 Jam
- Visa Dicabut, Turis Israel yang Terobos IGD Langsung Dideportasi
- Garuda Indonesia Masuk Daftar 25 Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia Versi AirlineRatings
- Aktivitas Wisata di Museum Kretek, Ada Fasilitas Waterboom
- Pameran Akulturasi Tionghoa, Fadli Zon Sebut Budaya China Perkaya Keragaman Budaya Indonesia
- Museum Kretek Kudus: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi 2025
- Jadwal KRL Manggarai-Cikarang Hari Ini 11 Februari 2025
- Jadwal KRL Manggarai-Bogor Hari Ini 11 Februari 2025, Paling Malam Pukul 00.15 WIB
- Jadwal KRL Manggarai-Jakarta Kota Hari Ini 11 Februari 2025
- 2 Bandara di Indonesia Masuk Daftar 100 Bandara Terbaik di Dunia 2024
- Mulai Hari Ini, Tiket Kereta Api Lebaran 2025 Sudah Bisa Dipesan
- Lebih dari 15.000 Turis Kunjungi Telaga Ngebel di Ponorogo Saat Libur Isra Miraj dan Imlek 2025
- Gapeka 2025, Frekuensi Perjalanan 7 Kereta Antarkota Ditambah
- 3 Cara Cek Jadwal KRL Jabodetabek 2025 agar Tidak Ketinggalan Kereta