Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki
![Rangkaian pelepasan Bhikku Thudong di Bukit Kassapa, Kota Semarang, Kamis (16/5/2024) pagi.](https://asset.kompas.com/crops/nG3NGOYFBShoiDqKrN6ao6zWTYI=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2024/05/16/6645951b23675.jpg)
JAKARTA, - Jelang perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 pada Kamis (23/5/2024), sejumlah Bhikku dari beberapa negara di Asia Tenggara akan melakukan thudong.
Sederhananya, thudong ialah tradisi jalan kaki yang dilakukan oleh para Bhikku dari tujuan awal menuju lokasi perayaan puncak Waisak.
Baca juga:
- Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII
- Rangkaian Acara Perayaan Tri Suci Waisak 2024 di Candi Borobudur
Tahun ini tradisi thudong dimulai oleh para Bhikku dari Kota Semarang menuju kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Lantas, apa makna di balik tradisi thudong?
Menurut Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak 2024 YM Bhikku Dhammavudho, thudong faktanya bukan hanya sekadar tradisi jalan kaki, tetapi memaknai setiap langkah yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
"Jadi (thudong) itu untuk makna pelepasan dan juga berlatih kesabaran," kata Bhikku Dhammavudho saat ditemui di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (14/5/2024).
![Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak 2024 YM Bhikkhu Dhammavudho saat ditemui di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Selasa (14/5/2024).](https://asset.kompas.com/crops/s5zPzt0PQ_0PmKtY9eeawb2wLew=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2024/05/16/664596b9c8ed2.jpg)
Ia melanjutkan, seseorang dalam menjalani hidup tentu harus melepaskan. Misalnya saat kematian, seseorang tentu akan melepaskan semua yang pernah ia miliki.
Maka dari itu, lanjutnya, pada saat thudong, para Bhikku yang awalnya membawa tas seberat 20 sampai 30 kilogram untuk perbekalan, lambat laun akan melepaskan satu persatu yang dibawa.
"Misalnya mereka membawa tas (seberat) 20-30 kilogram berisi tenda, jubah, dan perlengkapan. Pada akhirnya mungkin tendanya tidak perlu, itu akan dilepaskan, akhirnya mereka hanya pakai sandal dan jubah saja," jelasnya.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Awas Tertular Penyakit, Jangan ke Toilet...
- Sabtu Ini, TMII Gelar Pertunjukan Tari...
- 4 Tips ke Puncak Darma, Siapkan...
- Puncak Darma Geopark Ciletuh: Jam Buka...
- Awas, Itinerary yang Terlalu Ketat Bisa...
- Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi,...
- Santika Buka Hotel Baru di Legian...
- Lokasi Bekas Pembongkaran Lapak PKL Puncak...
- Safari Beach Batang: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket Masuk
- Museum Srimulat di Kota Batu: Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
- Akhir Pekan di Jakarta, Coba Workshop Mematung di Galeri Nasional
- 4 Promo Paket Umrah di International Islamic Expo 2024, Ada Diskon Rp 2 Juta
- 3 Promo di International Islamic Expo 2024, Ada Undian Berhadiah Umrah
- Hari Ini, Pameran Umrah dan Haji Terbesar 2024 Digelar di JCC Senayan
- Kapan Peak Season dan Low Season Thailand? Simak Sebelum Liburan
- Kali Odo, Sungai Sebening Kaca Dekat Salatiga
- 10 Desa Wisata Terbaik di Manggarai Barat Dilatih Buat Paket Wisata
- Lokasi dan Harga Tiket di Tirta Sumberjaya Cipangalun
- Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup Bisa Jadi Andalan Wisata Dirgantara Kabupaten Semarang
- Tirta Sumberjaya Cipangalun, Tempat Rekreasi Air Keluarga di Ciamis
- Penginapan Sekitar Sam Poo Kong Semarang, Tempuh dengan Jalan Kaki
- TN Komodo Rencana Tutup Reguler, Pemerintah Harus Siapkan Spot Wisata Lain
- Cara Menuju ke Sam Poo Kong Semarang
- Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei
- Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000
- Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000
- 10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka
- Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang