4 Fakta Sejarah Stasiun Bogor, Cagar Budaya yang Berusia 142 Tahun
![Bangunan di Stasiun Bogor](https://asset.kompas.com/crops/dG1RMEhjbNeYMmNLs08FvUJ0x3c=/0x0:642x428/750x500/data/photo/2023/01/23/63ce38dbd4d87.jpeg)
- Stasiun Bogor menjadi salah satu stasiun commuter line atau kereta rel listrik (KRL) paling sibuk, seperti dikutip dari (30/10/2022).
Stasiun yang berada di Jalan Nyi Raja Permas ini melayani para penumpang yang mayoritas berasal dari Bogor menuju Depok dan Jakarta.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Dekat Stasiun Bogor, Ada Banyak Taman dan Museum
![Penumpang KRL Commuter Line tiba di Stasiun Bogor, Jumat (26/6/2020), salah satu stasiun paling sibuk](https://asset.kompas.com/crops/9nwAAxBdDeZjXS_dHo05bXF-8x4=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2020/06/26/5ef5df1dbb915.jpg)
Penumpang KRL yang berhenti di Stasiun Bogor pasti akan menemukan bangunan bergaya megah dengan tulisan angka 1881 di bagian atasnya.
Angka 1881 tersebut ternyata melambangkan tahun pembangunan stasiun. Berikut fakta-fakta sejarah Stasiun Bogor yang dihimpun .
Baca juga: 6 Tempat Nongkrong Instagramable Dekat Stasiun Bogor
Sejarah Stasiun Bogor
1. Usianya 142 tahun
![Stasiun Bogor sekitar tahun 1927.](https://asset.kompas.com/crops/7WuLeJ-EMS-Lb_4ISwgnUTczdOg=/82x1:903x549/750x500/data/photo/2020/05/06/5eb22caf5158a.jpg)
Stasiun Bogor dibangun pada 1881 sehingga usianya sekarang mencapai 142 tahun, seperti dikutip dari laman KAI Heritage.
Stasiun Bogor dibangun oleh Belanda melalui perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).
Dulunya, Stasiun Bogor hanya terminal pemberhentian terakhir untuk jalur kereta api Batavia (sebutan Jakarta pada masa pendudukan Belanda) menuju Buitenzorg (sebutan Bogor pada pendudukan Belanda).
Terminal atau stasiun kecil tersebut sudah beroperasi sejak 1872 di bawah pengelolaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) selama kurang lebih 40 tahun.
Namun, baru pada 1881 gedung Stasiun Bogor dibangun untuk menampung jumlah penumpang yang semakin bertambah.
Baca juga: 10 Tempat Nongkrong Dekat Stasiun Bogor, Pas buat Santai Sambil Ngobrol
2. Cagar budaya
Saat ini, Stasiun Bogor telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: PM. 26/PW.007/MKP/2007 tertanggal 26 Maret 2007.
3. Bangunan bergaya Indische Empire
Dok. KAI Heritage Pintu kayu di Stasiun Bogor
Bangunan Stasiun Bogor memiliki luas kurang lebih 5.955 meter persegi. Meskipun usianya sudah ratusan tahun, namun bangunan Stasiun Bogor masih terlihat megah dan terawat.
Secara keseluruhan, bangunan Stasiun Bogor terbagi menjadi dua yaitu bangunan utama dan bangunan emplasemen .
Adapun arsitektur bangunan utama bergaya khas Indische Empire dengan ciri bangunan simetris dan memberikan penekanan pada bagian tengah.
Sementara, pintu masuk dan lobby utama bergaya neoklasik. Sejumlah jendela di Stasiun Bogor memiliki penutup kayu yang menegaskan karakter bangunan neoklasik.
Baca juga: 10 Vila Dekat Stasiun Bogor, Cocok buat Healing dan Keluarga
4. Dilewati kereta listrik sejak 1930
Stasiun Bogor sudah dilewati KRL pertama kalinya pada 1930, dengan ruet KRL Batavia (Jakarta Kota)- Buitenzorg (Bogor), seperti dikutip dari laman KAI Commuter.
Adapun elektrifikasi jalur kereta api pertama kali dilakukan untuk lintas Tanjungpriok-Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Proyek elektrifikasi jalur kereta ini pada masa pendudukan Belanda pada 1923, kemudian selesai pada 24 Desember 1924.
Baca juga: Cukup Jalan Kaki dari Stasiun Bogor, 5 Tempat Wisata Murah di Bogor
Terkini Lainnya
- Destinasi Wisata Bogor, Peluang untuk Usaha...
- Promo Menginap di Ibis Styles Bogor...
- Mengenal Festival Merah Putih, Perayaan Kemerdekaan...
- Kemenparekraf Nilai Penertiban PKL di Puncak...
- Tarif Shower dan Locker di Stasiun...
- Kampoeng Wisata Cinangneng Bogor: Daya Tarik,...
- Lokasi Bekas Pembongkaran Lapak PKL Puncak...
- KAI Ubah Jadwal dan Stasiun Pemberhentian...
- 4 Tips Wisata ke Thailand untuk Pertama Kali, Eksplor Bangkok
- Museum Layang-layang Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
- Cuaca Ekstrem di Gunung Gede Pangrango, Pendaki Diimbau Bawa Selimut Thermal
- Hotel di Jakarta Selatan Rayakan Hari Anak Nasional dengan Tema '90-an
- Sejarah Museum Wayang Kota Tua, Dulunya Gereja Pertama di Batavia
- Demo Anti-Pariwisata Terjadi Lagi di Spanyol, Kali Ini di Mallorca
- Komunitas Bikepackers, Bertualang dengan Sepeda yang Hadir di 10 Kota
- Pelaku Wisata Tolak Wacana Penutupan Reguler Taman Nasional Komodo
- Tarif Masuk Venesia Sukses Hasilkan Rp 42,8 Miliar dan Kurangi Wisatawan
- Hari Anak Nasional, Jagat Satwa Nusantara TMII Tawarkan Promo Buy 1 Get 1
- Rute ke Nuansa Bening, Tempat Makan With View di Selo Boyolali
- Taman Safari Prigen Punya Rekreasi Baru, Bisa Nikmati Panorama Hutan
- Harga Sepeda Gunung Capai Rp 100 Juta, Apa Alasannya?
- Jeju Air dan Batik Air Malaysia Buka Rute ke Indonesia, Bantu Capai Target Kunjungan Turis Asing
- 3 Maskapai Buka Penerbangan Internasional ke Indonesia per Agustus, Ada Jeju Air
- 3 Pantai di Dekat Segara by Inessya Gunungkidul, Cukup Sekali Bayar
- 3 Aktivitas di Segara by Inessya Gunungkidul, Liat Sunset dan Jelajah Pantai
- Camping di Ranu Regulo Kini Tak Lagi Gratis, Wajib Beli Tiket
- Panduan Wisata Munggur Park Klaten, Ada Rumah Hantu Pabrik Karung Goni
- Wisata ke Eropa Bisa Bujet Murah, Harga di Bawah Rp 30 Juta