Sejarah Stasiun Pasar Senen, Punya Terowongan Peron Pertama di Indonesia
![Stasiun Pasar Senen Jakarta](https://asset.kompas.com/crops/TYj0ZSfjaZMQQh8lW4keYcwBaHE=/0x40:1280x893/750x500/data/photo/2021/07/26/60fe2a0a119a9.jpeg)
- Masyarakat yang pernah berkunjung ke DKI Jakarta tentunya tidak asing dengan Stasiun Pasar Senen atau lebih populer dengan nama Stasiun Senen.
Stasiun kelas besar tipe A ini melayani penumpang dari berbagai kelas kereta, mulai ekonomi hingga eksekutif dengan rute ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Stasiun Pasar Senen juga melayani perjalanan KRL atau commuter line.
Baca juga: Stasiun Pasar Senen dan Gambir Jakarta Kini Punya Hutan Mini Instagramable
Sebelum menjadi stasiun besar seperti sekarang, Stasiun Pasar Senen ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui.
![Ilustrasi Stasiun Pasar Senen saat musim liburan.](https://asset.kompas.com/crops/ncYz-4LC_vkbHsnrEAUWCJUJR6U=/0x0:1330x887/750x500/data/photo/2023/01/04/63b55fe0785b1.jpeg)
Sejarah Stasiun Pasar Senen
Berikut fakta sejarah Stasiun Pasar Senen seperti dihimpun oleh dari sumber KAI Heritage dan Pesona Indonesia.
1. Bukan lokasi awal
Stasiun Pasar Senen berlokasi di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tepatnya di dekat Gelanggang Remaja Planet Senen dan seberang pusat perbelanjaan Pasar Senen.
Ternyata, lokasi stasiun saat ini bukan lokasi awal pembangunannya, seperti dikutip dari laman KAI Heritage.
Mulanya, Stasiun Pasar Senen diresmikan oleh perusahaan kereta api swasta pada masa pemerintahan Belanda, yakni Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOSM). Peresmian ini bersamaan dengan pembukaan lintas Batavia (sekarang Jakarta) - Bekasi pada 31 Maret 1887.
Baca juga: 4 Fakta Sejarah Stasiun Bogor, Cagar Budaya yang Berusia 142 Tahun
![Proses pembangunan Stasiun Pasar Senen sekitar Mei 1924](https://asset.kompas.com/crops/NRJa3HtasLH0elQ13KMoCBJ6qsg=/0x0:642x428/750x500/data/photo/2023/01/23/63ce74eb4342a.jpeg)
Dalam pengembangan lintas Batavia-Bekasi tersebut, BOSM mengalami kendala keuangan. Kemudian, pemerintah Indonesia turun tangan, dengan syarat jika seluruh jalur selesai dibangun, maka pengelolaan diserahkan kepada perusahaan kereta api negara, yakni Staatssporwegen (SS).
Pada 1913, SS juga membeli jaringan perkeretaapian Jakarta-Buitenzorg (sekarang Bogor) milik perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Setelah mengelola perkeretaapian di Jakarta, SS mulai merenovasi stasiun-stasiun besar, tak terkecuali Stasiun Pasar Senen.
Arsitek yang merenovasi bangunan Stasiun Pasar Senan adalah Van Gendt. Stasiun Pasar Senen yang baru, dibangun 100 meter arah timur dari stasiun awal.
Akhirnya, Stasiun Pasar Senen dibuka untuk kedua kalinya pada 19 Maret 1925.
Baca juga: Libur Imlek, 63.000 Tiket Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen Terjual
2. Cagar budaya
Stasiun Pasar Senen telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nomor registrasi RNCB.19930329.02.000810.
Penetapan status cagar budaya itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, tertanggal 29 Maret 1993 dan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/ PW.007/MKP/05 tertanggal 25 April 2005.
Baca juga: Menilik Sejarah Stasiun Gambir, Awalnya Hanya Bangunan Kecil
3. Terowongan stasiun pertama
![Ilustrasi terowongan Stasiun Pasar Senen](https://asset.kompas.com/crops/NuDVVw8EN1dsatGKSoyej2tQ8-Y=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2022/12/26/63a8eeb5149a6.jpg)
Jika naik kereta api dari Stasiun Pasar Senan, sejumlah penumpang diarahkan ke peron lain melalui terowongan.
Ternyata, terowongan bawah tanah tersebut merupakan terowongan penyeberangan di stasiun pertama di Indonesia, berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage.
Terowongan bawah tanah ini menggunakan konstruksi beton bertulang yang dikerjakan oleh Dienst van Constructie SS atau dinas konstruksi.
Baca juga: 7 Fakta Sejarah Stasiun Manggarai, Saksi Perpindahan Ibu Kota ke Yogyakarta
Terkini Lainnya
- KAI Ubah Jadwal dan Stasiun Pemberhentian...
- 12 Tempat Wisata Sejarah di Kota...
- Sejarah Museum Wayang Kota Tua, Dulunya...
- Relasi Kereta Blambangan Ekspres Ketapang-Pasar Senen...
- Fasilitas Shower dan Locker Kini Tersedia...
- Swiss-Belhotel International, Pilihan Akomodasi Terbaik Saat...
- Australia Jadi Fokus Utama Kemenparekraf Gaet...
- Sejarah Kebo Bule, Pemimpin Rombongan Kirab...
- 4 Promo Paket Umrah di International Islamic Expo 2024, Ada Diskon Rp 2 Juta
- 3 Promo di International Islamic Expo 2024, Ada Undian Berhadiah Umrah
- Hari Ini, Pameran Umrah dan Haji Terbesar 2024 Digelar di JCC Senayan
- Kapan Peak Season dan Low Season Thailand? Simak Sebelum Liburan
- Kali Odo, Sungai Sebening Kaca Dekat Salatiga
- 10 Desa Wisata Terbaik di Manggarai Barat Dilatih Buat Paket Wisata
- Lokasi dan Harga Tiket di Tirta Sumberjaya Cipangalun
- Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup Bisa Jadi Andalan Wisata Dirgantara Kabupaten Semarang
- Tirta Sumberjaya Cipangalun, Tempat Rekreasi Air Keluarga di Ciamis
- Penginapan Sekitar Sam Poo Kong Semarang, Tempuh dengan Jalan Kaki
- TN Komodo Rencana Tutup Reguler, Pemerintah Harus Siapkan Spot Wisata Lain
- Cara Menuju ke Sam Poo Kong Semarang
- Tim UNESCO Global Geopark Sambangi Benteng Van Der Wijk di Gombong, Kebumen
- Harga Tiket di Sam Poo Kong Semarang Terbaru dan Cara Belinya
- Swiss-Belhotel International, Pilihan Akomodasi Terbaik Saat Liburan di Bali
- 25 Destinasi Wisata Terpopuler Dunia 2023 Versi TripAdvisor, Ada Bali
- Libur Imlek 2023, Jumlah Wisatawan di Gunungkidul Naik Signifikan
- Tertipu Fasilitas Kapal Tak Sesuai di Labuan Bajo, Bisakah Minta Ganti Rugi?
- Ranu Regulo di Lumajang: Rute dan Harga Tiket Masuk
- Ranu Regulo Lumajang, Tempat Camping dengan Panorama Danau dan Hutan