Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang
![Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.](https://asset.kompas.com/crops/9M4ZXx6idzMgGIKi7Dw6dh2VBKY=/0x0:4920x3280/750x500/data/photo/2024/05/12/664005b564ecc.jpg)
- Insiden kecelakaan bus pariwisata yang dialami oleh SMK Lingga Kencana Depok Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dinilai bukan karena faktor pelaksanaan studi tur, melainkan aspek kelayakan fasilitas yang digunakan.
Maka dari itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menilai peristiwa ini diharapkan tidak mengurangi potensi pelaksanaan studi tur.
“Jangan sampai ini justru mengurangi studi tur, karena studi tur ini banyak dampak positifnya kepada pelajar dan juga kepada destinasi wisata kita,” kata Sandiaga dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Baca juga: Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam
Ia menegaskan bahwa aktivitas wisata studi tur harus diiringi dengan fasilitas transportasi yang mumpuni, serta kesigapan sopir saat mengendarai kendaraan.
“Yang perlu dipastikan adalah penerapannya, implementasinya, dan juga sanksi bagi travel atau bus yang tidak layak, tetapi masih terus dioperasikan,” katanya.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)
Menanggapi adanya usulan pengurangan aktivitas studi tur, Sandi menilai usulan tersebut perlu dikaji lebih mendalam.
Pasalnya, kata Sandi, insiden kecelakaan ini terjadi bukan karena faktor aktivitas studi tur, melainkan faktor fasilitas transportasi yang tidak layak.
Baca juga: Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif
“Kalau untuk mengurangi (aktivitas studi tur) tanpa ada landasan data yang jelas, tentunya mungkin ini keputusan yang perlu kita dalami dan pelajari lebih komprehensif,” ujarnya.
Perketat armada bus untuk studi tur
Namun, Sandi sepakat jika penyelenggaraan studi tur harus diperketat dan melarang studi tur bila mengoperasikan bus tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu.
Ia juga mengingatkan bahwa kegiatan studi tur harus ada tahap-tahap pengecekan yang dilakukan. Termasuk dalam hal ini dari pihak sekolah, guru, orangtua murid, dan para murid.
![KNKT dan Dishub serta mekanik Hino lakukan pemeriksaan bangkai bus maut Trans Putera Fajar, Senin (13/5/2024), yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jabar, Sabtu (11/4/2024).](https://asset.kompas.com/crops/1w-38q-hT1j1vUtiMJ_bQwg9YKc=/101x6:682x393/750x500/data/photo/2024/05/13/6641e0360c492.jpg)
Sebagaimana yang diketahui, bus rombongan studi tur SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) malam.
Menambahkan dari (13/5/2024) akibat insiden ini tercatat ada 11 orang tewas, terdiri dari sembilan siswa, satu guru, dan satu warga lokal. Di samping itu, kecelakaan bus ini diduga disebabkan karena rem blong.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan, di tempat kejadian perkara (TKP) tidak ditemukan jejak bekas rem dari bus pariwisata yang kecelakaan pada Sabtu malam itu.
Baca juga: Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah
"Jadi kalau kita lihat dari TKP yang ada ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut, yang ada itu bekas ban ya. Ban satu bagian diduga itu ban kanan keadaan miring itu ada beberapa meter di situ kemudian sampai titik terakhir di depan menabrak tiang listrik ini tidak ada jejak rem sama sekali," kata Kakorlantas saat meninjau lokasi dikutip dari siaran pers, Minggu (12/5/2024).
Kendati demikian, menurut Aan, Polisi masih fokus menyelidiki penyebab insiden kecelakaan tersebut.
Terkini Lainnya
- Pakar Ungkap Alasan Pariwisata Indonesia Kalah...
- 3 Cara Bangun Pariwisata Indonesia Berkelanjutan...
- Jadi Lokasi Kejuaraan Dunia Senam Artistik...
- Dana Abadi Pariwisata Masih Dirampungkan, Bisa...
- Dana Kepariwisataan Ditargetkan Rampung Agustus 2024
- Kolaborasi dengan Traveloka, Katalis Gelar Pelatihan...
- Jeju Air dan Batik Air Malaysia...
- KSOP Labuan Bajo Cabut Izin Kapal...
- 10 Desa Wisata Terbaik di Manggarai Barat Dilatih Buat Paket Wisata
- Lokasi dan Harga Tiket di Tirta Sumberjaya Cipangalun
- Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup Bisa Jadi Andalan Wisata Dirgantara Kabupaten Semarang
- Tirta Sumberjaya Cipangalun, Tempat Rekreasi Air Keluarga di Ciamis
- Penginapan Sekitar Sam Poo Kong Semarang, Tempuh dengan Jalan Kaki
- TN Komodo Rencana Tutup Reguler, Pemerintah Harus Siapkan Spot Wisata Lain
- Cara Menuju ke Sam Poo Kong Semarang
- Tim UNESCO Global Geopark Sambangi Benteng Van Der Wijk di Gombong, Kebumen
- Harga Tiket di Sam Poo Kong Semarang Terbaru dan Cara Belinya
- Swiss-Belhotel International, Pilihan Akomodasi Terbaik Saat Liburan di Bali
- 4 Aktivitas Wisata di Thailand yang Sering Dilakukan Turis Indonesia
- Thailand Targetkan 40 Juta Turis Asing pada 2024, 900.000 dari Indonesia
- Golden Visa Resmi Diluncurkan, Targetkan Wisatawan Berkualitas
- Pelita Air Beri Diskon Tiket Pesawat mulai Rp 529.000, Catat Tanggalnya
- Traveloka Gelar Promo Epic Sale, Ada Diskon hingga 80 Persen
- Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar
- Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam
- Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island
- Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas
- 5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan