Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu
![Ilustrasi pesawat.](https://asset.kompas.com/crops/WXDGyRuUlGP3ZYPTBXsDh9F7ZbQ=/382x0:2302x1280/750x500/data/photo/2024/03/12/65f04b0aefa2b.jpg)
- Qantas Airways, maskapai penerbangan di Australia, harus membayar denda akibat skandal "penerbangan hantu."
Dilansir dari BBC, Selasa (14/5/2024), Qantas Airways setuju untuk membayar denda sebesar 100 juta dollar Australia (sekitar Rp 1,1 miliar) setelah menjual tiket penerbangan yang telah dibatalkan.
Menurut kesepakatan dengan Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC), maskapai penerbangan ini akan memberikan kompensasi sebesar 20 juta dollar Australia (sekitar Rp 212 miliar) pada penumpang yang terdampak.
Baca juga: 4 Daya Tarik Adelaide di Australia Selatan, Ada Tur dan Satwa Unik
![Ilustrasi pesawat milik maskapai penerbangan Australia Qantas.](https://asset.kompas.com/crops/sNOne7ZN0c57J6a8ElBDgSeL45I=/192x191:1728x1215/750x500/data/photo/2023/09/14/65029b8eca637.jpg)
Kepala Eksekutif Qantas Airways, Vanessa Hudson menyebut, cara ini dilakukan demi memulihkan kepercayaan pelanggan pada perusahaan.
Berdasarkan perjanjian penalti antara Qantas dan ACCC, pelaku perjalanan yang membeli tiket penerbangan batal selama dua hari atau lebih berhak mendapatkan kompensasi.
Penumpang penerbangan domestik akan menerima sekitar Rp 2,3 jutaan, sedangkan pemegang tiket penerbangan internasional mendapat kompensasi sebesar Rp 4,7 jutaan.
“Ketika penerbangan kembali dilanjutkan setelah penutupan akibat pandemi Covid-19, kami menyadari bahwa Qantas telah mengecewakan pelanggan,” kata Hudson, dikutip dari BBC.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Pesawat dari AS Tujuan Belanda Ini...
- Australia Jadi Fokus Utama Kemenparekraf Gaet...
- Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan dari...
- Kapan Waktu yang Tepat untuk Naik...
- Harga Tiket Pesawat Jakarta-Bali per Juli...
- Harga Tiket Pesawat Jakarta-Malang per Juli...
- Harga Tiket Pesawat Rute Jakarta-Lombok per...
- Cara Efektif Atasi "Jet Lag" pada...
- Sejarah Museum Wayang Kota Tua, Dulunya Gereja Pertama di Batavia
- Demo Anti-Pariwisata Terjadi Lagi di Spanyol, Kali Ini di Mallorca
- Komunitas Bikepackers, Bertualang dengan Sepeda yang Hadir di 10 Kota
- Pelaku Wisata Tolak Wacana Penutupan Reguler Taman Nasional Komodo
- Tarif Masuk Venesia Sukses Hasilkan Rp 42,8 Miliar dan Kurangi Wisatawan
- Hari Anak Nasional, Jagat Satwa Nusantara TMII Tawarkan Promo Buy 1 Get 1
- Rute ke Nuansa Bening, Tempat Makan With View di Selo Boyolali
- Taman Safari Prigen Punya Rekreasi Baru, Bisa Nikmati Panorama Hutan
- Harga Sepeda Gunung Capai Rp 100 Juta, Apa Alasannya?
- Jeju Air dan Batik Air Malaysia Buka Rute ke Indonesia, Bantu Capai Target Kunjungan Turis Asing
- 3 Maskapai Buka Penerbangan Internasional ke Indonesia per Agustus, Ada Jeju Air
- Harga Tiket Pesawat Ditargetkan Turun Sebelum Oktober 2024
- 3 Bangunan di Sukabumi Diajukan Jadi Cagar Budaya
- Santika Indonesia Hotels & Resorts Gelar Santika Fair B2B 2024
- Ada Ekosistem Blibli Tiket, Pelaku Perjalanan Bisa Koleksi Poin
- China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia
- Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII
- Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur
- Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur
- Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia