Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?
- Kartini 8-Arctic Expedition, ekspedisi pertama penjelajah Indonesia ke Kutub Utara via Rusia, dibatalkan akibat rusaknya runway es di basecamp Barneo Ice Camp di Samudra Arktik.
Pembatalan ini diumumkan pada Kamis (11/4/2024). Waktu itu, penjelajah Indonesia yang akan melakukan ekspedisi tersebut, Putri Handayani, tengah dalam penerbangan ke Doha, Qatar, untuk lanjut ke Moskow, Rusia.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kutub Utara
Tahun ini merupakan tahun kedua perjalanan Putri ke Kutub Utara dibatalkan. Ia pun terpaksa menjadwal ulang ekspedisinya.
"Tahun lalu saya rencananya pergi, tapi karena Norway Aviation (institusi yang mengatur penerbangan sipil di Norwegia) tidak mengizinkan Barneo AG terbang makanya di-cancel (dibatalkan)," tutur Putri lewat keterangan resmi yang terima, Kamis (25/4/2024).
Pembatalan ini sekaligus menjadi penanda tahun keenam ditiadakannya ekspedisi Kutub Utara secara keseluruhan sejak tahun 2019.
Pembatalan tersebut disebabkan sejumlah hal, antara lain perang Rusia dan Ukraina, faktor alam dan cuaca akibat perubahan iklim, serta pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, Barneo AG disebut sebagai satu-satunya perusahaan penyedia layanan perjalanan ke Kutub Utara.
Perusahaan ini sejatinya perusahaan Rusia yang sudah beroperasi sejak 2022 di Svalbard, Norwegia, dan saat ini dimiliki warga negara Swedia.
Tidak hanya itu, Barneo AG juga merupakan operator Barneo Ice Camp, titik awal ekspedisi Kartini 8-Arctic Expedition, yang rencananya berdurasi sekitar setengah bulan.
Jarak antara Barneo Ice Camp dengan titik koordinat presisi Kutub Utara sekitar 111 kilometer.
Adapun Kartini 8-Arctic Expedition merupakan ekspedisi dari Jelajah Putri, program yang diinisiasi Putri guna memberi ruang aktualisasi diri bagi perempuan di bidang engineering, mountaineering, dan pengabdian masyarakat.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Promo Imlek 2025 di Swiss-Belinn Malang
- Tahun Baru Imlek 2025 di Royal Safari Garden, Ada Parade Barongsai
- Giring Bicara Capaian Kinerja 100 Hari, Bahas Repatriasi Objek Warisan Budaya
- Libur Imlek 2025 di Taman Safari Bogor, Ada Barong Liong Show
- Mengenal Sleep Tourism, Wisata Tidur yang Diprediksi Jadi Tren 2025
- 5 Tips Liburan Aman di Pantai agar Terhindar dari Bahaya
- Wisatawan Padati Pantai di Gunungkidul, Waspada Perubahan Cuaca
- Dari Bandung, Roots Social House Kini Hadir di Surabaya
- Naik Perahu Wisata di Lampion Imlek Pasar Gede Solo, Ini Harga Tiketnya
- Libur Imlek, Saatnya Jalan-jalan di Cinatown Jakarta Pantjoran PIK
- Pembentukan Dewan Pengawas Museum dan Cagar Budaya, Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Kebudayaan Dunia
- Banjir Grobogan, 15 Kereta Api Rute Semarang-Surabaya Harus Memutar Lewat Solo
- Sehari di Desa Asinan Kabupaten Semarang, Sunrise hingga Membuat Kompos
- Kereta Wisata Ambarawa Beroperasi Lima Hari Saat Libur Panjang Imlek
- Libur Panjang Imlek, Kunjungi UMKM Expo di Museum Kereta Ambarawa
- Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang
- 6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000
- Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari
- BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing
- Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024