Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah
![Ilustrasi pendaki di Gunung Everest.](https://asset.kompas.com/crops/x_FcniI72gEKpL3qV_go1LrNwVM=/0x0:998x665/750x500/data/photo/2024/03/05/65e6940ecbe70.jpg)
- Saat musim pendakian gunung Himalaya tahun 2024 akan dimulai, proyek ketinggian lainnya sedang dalam pengerjaan: menyingkirkan berton-ton sampah dari Gunung Everest.
Menurut tentara Nepal, Kampanye Pembersihan Gunung telah mengumpulkan 110 ton sampah antara tahun 2019, saat program ini dimulai, hingga tahun 2023.
Angkatan darat, yang melakukan inisiatif pembersihan dalam kemitraan dengan merek multinasional Unilever, akan mengepalai aktivitas ini lagi tahun 2024.
Baca juga: Pendaki Gunung Everest Harus Bawa Pulang Kotoran Mereka Sendiri, Kenapa?
Dua belas anggota militer, didukung oleh 18 Sherpa, akan tiba di Everest Base Camp pada tanggal 14 April untuk memulai pekerjaan.
Melansir dari CNNTravel, Senin (29/04/2024) Selain menyingkirkan sekitar 10 ton sampah, tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berencana untuk membawa lima mayat dari gunung tersebut.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Mayat-mayat ini adalah para pendaki yang tewas saat mencoba mencapai puncak tertinggi di dunia.
Pada tahun 2023, 12 pendaki telah dikonfirmasi tewas di Everest, dengan lima pendaki lainnya masih belum ditemukan.
Baca juga: Pendaki Gunung Everest Wajib Pakai Chip Pelacak demi Keselamatan
Saat ini, sebagian besar pendaki yang mencoba mendaki puncak Himalaya setinggi 8.849 meter melakukannya melalui Nepal.
Kepadatan pendakian Everest
Tahun lalu, pemerintah Nepal mengeluarkan 478 izin pendakian Everest yang merupakan rekor tertinggi. Namun, itu bukanlah jumlah total orang yang akan berada di gunung, karena pemandu Sherpa, staf pendukung, dan lainnya hadir bersama kelompok pendaki.
Akibatnya, kepadatan penduduk dan sampah telah menjadi dua masalah terbesar yang mengganggu Everest dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu masalah lingkungan terbesar adalah limbah manusia.
![Ilustrasi base camp Gunung Everest di Khumjung, Nepal.](https://asset.kompas.com/crops/MgVtcw-VzPiMp2pDbJQ3T6VIAsY=/0x201:2397x1799/750x500/data/photo/2024/03/05/65e6a5483cdc2.jpg)
Musim pendakian tahun 2024 akan menjadi musim pendakian pertama yang mewajibkan semua pendaki untuk menggunakan kantung sampah yang didistribusikan pemerintah dan membawa kembali sampah mereka dari kamp-kamp di gunung yang lebih tinggi.
“Setiap orang menghasilkan 250 gram (8,8 ons) kotoran per hari dan mereka akan menghabiskan dua minggu di kamp-kamp yang lebih tinggi untuk mencapai puncak,” kata Diwas Pokhrel, wakil presiden pertama Asosiasi Pendaki Everest, mengutip dari CNNTravel, Senin (29/04/2024).
Baca juga: Everest Bukanlah Gunung Tertinggi
Selain itu, tahun 2024 akan menjadi tahun pertama bagi semua pendaki Everest untuk mendapatkan chip pelacak, yang dapat membantu misi pencarian dan penyelamatan.
Terkini Lainnya
- 10 Kewajiban Pendaki Gunung Buthak, Pahami...
- 5 Tips Mendaki Bareng Anak, Simak...
- 14 Larangan pada Pendakian Gunung Buthak...
- 7 Gunung Ramah Anak di Jawa...
- Harga Tiket Pendakian Gunung Buthak via...
- Pendakian Gunung Buthak via Panderman, Indah...
- Pembukaan Jalur Pendakian Gunung Semeru Sedang...
- Aturan Pendakian Gunung Buthak via Kota...
- Rute ke Pameran Flona 2024 Naik KRL, MRT, dan Transjakarta
- 4 Tips Wisata ke Thailand dengan Travel Agent, Sesuaikan Bujet
- Rute ke Museum Layang-layang Indonesia di Jakarta Naik MRT
- 4 Tips Wisata ke Thailand untuk Pertama Kali, Eksplor Bangkok
- Museum Layang-layang Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
- Cuaca Ekstrem di Gunung Gede Pangrango, Pendaki Diimbau Bawa Selimut Thermal
- Hotel di Jakarta Selatan Rayakan Hari Anak Nasional dengan Tema '90-an
- Sejarah Museum Wayang Kota Tua, Dulunya Gereja Pertama di Batavia
- Demo Anti-Pariwisata Terjadi Lagi di Spanyol, Kali Ini di Mallorca
- Komunitas Bikepackers, Bertualang dengan Sepeda yang Hadir di 10 Kota
- Pelaku Wisata Tolak Wacana Penutupan Reguler Taman Nasional Komodo
- Tarif Masuk Venesia Sukses Hasilkan Rp 42,8 Miliar dan Kurangi Wisatawan
- Hari Anak Nasional, Jagat Satwa Nusantara TMII Tawarkan Promo Buy 1 Get 1
- Rute ke Nuansa Bening, Tempat Makan With View di Selo Boyolali
- Taman Safari Prigen Punya Rekreasi Baru, Bisa Nikmati Panorama Hutan
- Garuda Indonesia Terbang dari Manado ke Denpasar PP, mulai Rp 3,1 Juta
- Dahulu, Penumpang Pesawat Boleh Merokok di Pesawat
- Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis
- Daya Tarik Tanah Lot di Bali, Ada Tari Kecak dan Ular Suci
- Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Mei 2024, Bisa Libur 6 Hari