Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism
![Kota Amsterdam, Belanda.](https://asset.kompas.com/crops/xBg5Z7pOaYRs8azyFNP7GfQzbJA=/51x0:838x525/750x500/data/photo/2023/07/31/64c7368d8d756.jpg)
- Kota Amsterdam, Belanda telah mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi masalah pariwisata massal yang telah menjangkiti ibu kota.
Langkah-langkah tersebut mencakup kampanye "Stay Away" pada tahun 2023 untuk "turis pengganggu" yang datang ke kota ini khusus untuk narkoba atau pesta yang gaduh.
Larangan tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2020. Mulai Mei 2023, wisatawan tidak diperbolehkan lagi mengisap ganja di jalanan tempat-tempat tertentu.
Baca juga: Antisipasi Overtourism, Hotel Baru Dilarang Berdiri di Amsterdam
Dan pada Juli 2023, kota ini memutuskan untuk melarang kapal pesiar di pusat kota (peraturan ini belum diberlakukan).
Meskipun langkah-langkah tersebut telah diambil, pengunjung terus berdatangan. Pada tahun 2023, tercatat 20,67 juta orang menginap di hotel-hotel Amsterdam.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Angka ini tidak termasuk penyewaan liburan, menginap di tempat tidur dan sarapan, atau menginap di kapal pesiar. Adapun populasi Amsterdam saat ini sekitar 1,2 juta penduduk.
Antisipasi overtourism di Amsterdam
Dengan pengunjung sebanyak itu, Kota Amsterdam kini tengah melakukan upaya untuk terus mengatasi overtourism. Termasuk dengan membatasi pengunjung.
Langkah-langkah lain termasuk memangkas jumlah tambatan kapal pesiar sungai per tahun dari 2.300 menjadi 1.150 dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Amsterdam Akan Naikkan Pajak Turis hingga 12,5 Persen
Inisiatif ini merupakan bagian dari berbagai upaya yang dilakukan oleh pejabat kota dalam upaya berkelanjutan untuk mengendalikan masalah overtourism, seperti yang dilansir dari afar, Rabu (8/5/2024)
"Inisiatif hotel terbaru ini, yang memperketat kebijakan kota yang sudah ada, yang dibuat pada tahun 2017, memiliki beberapa pengecualian," demikian pernyataan dewan kota.
![Taman Bunga Tulip di Kota Amsterdam.](https://asset.kompas.com/crops/nGUqjnWLmcU_bDoSBgvzH6UZmNg=/0x0:780x520/750x500/data/photo/2019/03/21/840318494.jpg)
Yang paling utama, kebijakan ini tidak berlaku untuk hotel-hotel baru yang telah mendapatkan izin (saat ini, ada 26 proyek yang sedang dalam tahap pengerjaan, menurut pernyataan pemerintah kota).
Selain itu, hotel baru hanya dapat dibuka jika hotel lain tutup. Hotel baru juga tidak akan dapat menampung lebih banyak tamu daripada pendahulunya, dan harus beroperasi lebih berkelanjutan daripada hotel yang digantikannya.
Baca juga: Waktu Terbaik ke Amsterdam, Tips dari Ahli Wisata
Langkah-langkah yang baru diumumkan ini merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk memerangi pariwisata massal dan memoles citra kota sebagai kota yang lebih berfokus pada seni dan budaya.
Dampak kebijakan pembatasan pengunjung di Amsterdam
Pada Juli 2021, dewan kota menyetujui peraturan yang disebut "Pariwisata yang seimbang di Amsterdam," dengan menetapkan batas 20 juta pengunjung per tahun, termasuk menginap semalam dan kunjungan sehari.
Beberapa pelaku bisnis perhotelan pun terkejut dan agak bingung ketika mengetahui adanya pembatasan tambahan terhadap hotel.
Remco Groenhuijzen, manajer umum Mövenpick Hotel Amsterdam City Centre, mengatakan bahwa larangan hotel tersebut terasa seperti cerita lama, mengingat sudah ada peraturan ketat seputar pembangunan hotel tujuh tahun yang lalu.
Dengan membatasi pasokan dan permintaan, akibatnya harga untuk kamar hotel kemungkinan akan meningkat. Ini dianggap dapat membatasi pengunjung tertentu yang ingin ke Amsterdam karena alasan tertentu.
Baca juga: Kopi Indonesia Akan Dipamerkan di Amsterdam Coffee Festival 2024
Namun, efek dari inisiatif terbaru kota ini untuk memerangi sisi negatif dari popularitasnya masih harus dilihat.
Diharapkan langkah-langkah ini dapat membantu menjaga keseimbangan antara kebutuhan pariwisata dan kepentingan warga lokal di Amsterdam.
Terkini Lainnya
- Overtourism Landa Desa Hanok Bukchon di...
- Hiburan Parade Sound di Malang Kerap...
- Musim Panas Ekstrem di Eropa Makin...
- Awas, Itinerary yang Terlalu Ketat Bisa...
- Tiket Pesawat Indonesia Termahal Kedua di...
- Hotel Bernuansa Jawa Hadir di Alam...
- Eropa Dilanda Musim Panas Ekstrem, Pariwisata...
- Aturan Pendakian Gunung Buthak via Kota...
- Akhir Pekan di Jakarta, Coba Workshop Mematung di Galeri Nasional
- 4 Promo Paket Umrah di International Islamic Expo 2024, Ada Diskon Rp 2 Juta
- 3 Promo di International Islamic Expo 2024, Ada Undian Berhadiah Umrah
- Hari Ini, Pameran Umrah dan Haji Terbesar 2024 Digelar di JCC Senayan
- Kapan Peak Season dan Low Season Thailand? Simak Sebelum Liburan
- Kali Odo, Sungai Sebening Kaca Dekat Salatiga
- 10 Desa Wisata Terbaik di Manggarai Barat Dilatih Buat Paket Wisata
- Lokasi dan Harga Tiket di Tirta Sumberjaya Cipangalun
- Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup Bisa Jadi Andalan Wisata Dirgantara Kabupaten Semarang
- Tirta Sumberjaya Cipangalun, Tempat Rekreasi Air Keluarga di Ciamis
- Penginapan Sekitar Sam Poo Kong Semarang, Tempuh dengan Jalan Kaki
- TN Komodo Rencana Tutup Reguler, Pemerintah Harus Siapkan Spot Wisata Lain
- Cara Menuju ke Sam Poo Kong Semarang
- Tim UNESCO Global Geopark Sambangi Benteng Van Der Wijk di Gombong, Kebumen
- Harga Tiket di Sam Poo Kong Semarang Terbaru dan Cara Belinya
- Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal
- 3 Tempat Wisata Indoor di Bekasi, Alternatif Bermain Saat Cuaca Panas
- Bantul Kembangkan Wisata Berbasis Budaya Mataram Islam
- Mobil Imigrasi Layani Pemohon Paspor di 3 Lokasi hingga Akhir 2024
- Pendaki Terjebak di Tebing Gunung Yandang di China